Oleh: Muh Alfian Rahman
Kendari, 11 Mei 2020
Kecamatan Kolono Timur Kabupaten Konsel Prov. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang menyumbangkan salah satu komoditi pertanian yaitu cabai rawit, hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani yang membudidayakan tanaman cabai rawit.
Dalam konteks teori ekonomi pertanian jaminan harga memang bukan domain pemerintah. Namun, kehadiran pemerintah dalam perbaikan sistem pasar produk pertanian sangat diperlukan seperti meningkatkan posisi tawar petani dalam menentukan harga, mendorong terciptanya struktur pasar yang kompetitif, mengurangi praktik pasar monopoli ataupun monopsonistik, memperbaiki sistem transportasi untuk menurunkan biaya distribusi, dan pasar yang tersebar dan mendekati sentra produksi.
Tantangannya adalah selama ini petani hanya sebagai produsen, tidak berperan dalam susbistem berikut. Kalau saja petani itu tidak hanya diposisikan pada subsistem produksi (hanya produsen saja), tapi juga ada di industri dan tata niaga, Insha Allah ada perbaikan ekonomi bagi keluarga petani.
Harga cabai yang fluktuasi menyebabkan terjadinya perbedaan harga khususya di pasar tradisional kota kendari (Pasar Baruga, Pasar Anduonohu dan beberapa pasar lainya). 3 bulan terakhir (maret - mei 2020) harga cabai rawit mencapai Rp. 7.000 - Rp. 15.000) harga tersebut merupakan harga dari petani ke pengumpul. hal ini desebabkan oleh kurangya permintaan khususya pada saat terjadinya pandemik Covid-19 yang melanda kota kendari dan sekitarnya serta Banyaknya warung makan, restouran yang tutup.
Banyaknya pasokan cabai dari beberapa daerah ( Duriasi, Kolono Timur,landono dan beberapa daerah lainya) juga menyebabkan, terjadinya ledakan pasokan yang sangat melimpah. Sehingga menyebabkan petani sulit untuk memasarkan cabai mereka.
dok.11mei2020
muh.alfian rahman
kendari,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar