BAB
I
ANALISIS
POSISI DAN KINERJA AGROSISTEM
1.1
Sejarah Singkat Agrosistem
Agrosistem usaha tani ini dikelola oleh seorang
petani bernama Bapak Albair.Pak
Albair sekarang tinggal dan menetap di Desa Tumbu-tumbu Jaya, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten
Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sebelumnya, pak Albair
tinggal di Desa Lamendora,Kecamatan Kapoiala, yang merupakan tempat bapak tersebut lahir sekaligus menjadi lokasi
agrosistem yang sedang dikelolanya.
Pada tahun 2004,Pak
Albair berpindah
tempat tinggal ke daerah Konawe
Selatan (Konsel)
dan menetap di sana sampai
sekarang. Tahun 2015 pak Albair
mengelola agrosistem padi sawah di daerah lamendora dengan luas lahan 40 are, awal mula pengelolaan
agrosistem usaha tani padi sawah ini di lakukan oleh pemerintah,
pengolahan lahan secara serentak seluas 50 ha.
Kondisi inilah yang menjadi faktor utama pak Albair
melakukan pengelolaan agrosistem usaha tani. Dengan sedikit pengalaman mengenai
pengelolaan agrosistem usaha tani yang
dimilikinya, pak Albair dapat mengelola agrosistemnya sendiri setelah
pemerintah melakukan pengelolaan lahan secara serentak sampai lahan tersebut
siap untuk digunakan.
1.2 Visi Dan Misi Agrosistem
1.2.1 Visi Agrosistem
Adapun
visi dari agrosistem padi sawah pak
Albair ialah “Menjadi Petani yang Sukses, Bersosial dan Bermasyarakat”.
1.2.2 Misi Agrosistem
Untuk
melaksanakan visi dari usaha agrosistem padi sawah pak Albair , maka dibutuhkan misi
:
1
Memperbanyak pengetahuan, keterampilan
dalam budidaya tanaman padi.
2
Selalu menjadi sosok masyarakat yang
memberikan manfaat bagi masyarakat lain.
3
Menjadi pribadi yang peduli sesama.
1.2.3 Struktur
Organisasi Agrosistem
Organisasi
adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang
diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisaasi ialah suatu
wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama.
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukan adanya pembagian kerja dan menunjukan bagaimana
fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Berdasarkan kegiatanya, struktur
organisasi agrosistem padi sawah Pak Albair sebagai berikut :
PIMPINAN
(PAK
ALBAIR)
|
BAGIAN
LAPANGAN
1.
RAHMAN
2.
PAK ALBAIR
|
BENDAHARA
(IBU
NAHRA)
|
Gambar
1. Struktur Organisasi Agrosistem Padi Sawah Pak Albair
Berdasarkan
gambar di atas, menunjukan bahwa struktur organisasi agrosistem padi padi sawah
pak Albair. Terbagi atas tiga bagian yaitu : Pak Albair sebagai pimpinan,
bendahara ibu Nahra dan bagian lapangan Rahman dan Pak Albair.
1.3 Analisis Posisi
Sumberdaya Agrosistem
Analisis posisi sumber daya atau keadaan yang dimiliki pak Albair ialah cukup baik sumber daya lahan yang tersedia cukup
strategis karena didukung oleh pengairan yang baik.
1.3.1
Sumber Daya Lahan dan Bangunan
Sumber
daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang wajib ada dalam sebuah usaha.
Sumber daya ini sangat penting
diperlukan karena disinilah tempat berlangsungnya semua kegiatan dalam sebuah agrosistem. Selain itu
sumber daya lahan dan bangunan
juga merupakan harga tetap yang
sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Sumber daya lahan
merupakan tanah tempat didirikannya
bangunan yang berbentuk fisik dari sebuah agrosistem. Sumber daya lahan yang
dimiliki oleh pengolahan agrosistem padi sawah pak Albair yaitu 3000 m2 yang bertempat di Desa Lamendora Kecamatan Kapoiala. Lahan ini adalah lahan milik
sendiri yang digunakan dalam melakukan pengelolahan padi sawah.
Sumber daya bangunan adalah segala
sarana fisik yang di bangun oleh pihak pengelola agrosistem usaha tani guna
memperlancar usaha agrosistem padi sawah. Bangunan yang ada di agrosistem ini
terdiri dari bagunan semi permanen , bangunan tempat instrahat dan menyimpan
barang-barang penting dan alat-alat pertanian.
1.3.2 Sumber Daya
Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain
seperti modal, teknologi, dan uang, sebab manusia itu sendiri yang
mengendalikan yang lain. Manusia memilih teknologi, manusia yang mencari modal,
manusia yang menggunakan dan memeliharanya, disamping manusia dapat menjadi
salah satu sumber keunggulan bersaing dan sumber keunggulan bersaing yang
langgeng. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi
menjadi suatu hal yang sangat penting (Hariandja, 2002).
Menurut Marwansyah (2010) yaitu pendayagunaan sumber daya manusia di dalam
organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya
manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembanagan sum-ber daya manusia, perencanaan
dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahtraan, keselamatan dan
kesehatan kerja, serta hubungan industrial.
Pengelolaan sumber daya manusia
dalam organisasi menjadi suatu bidang ilmu manajemen khusus yang dikenal dengan
manajemen sumber daya manusia, di samping manajemen pemasaran, produksi,
keuangan, dan lain-lain. Manajemen sumber daya manusia sangatlah penting dan
memiliki banyak tantangan, sebab manusia memiliki karakteristik yang sangat
berbeda dibandingkan dengan sumber daya yang lain. Manusia memounyai perasaan,
pikiran, bisa malasm bisa rewel, tidak seperti mesin atau sumber daya lain yang
dapat diatur sesuka hati pengaturnya.
Adapun jumlah
tenaga kerja yang terlibat pada kegiatan agrosistem usaha tani padi sawah dari
agrosistem yang kami kaji adalah 2 orang yang merupakan 1 pemilik sekaligus
tenaga kerja dan 1 orang anak bagian
pengelolan sekaligus bagiaan keuangan. Selain itu, terdapat 2
orang tambahan tenaga kerja lepas dibagian penanaman, tenaga kerja lepas
digunakan ketika waktu tanam harus dilakukan dengan waktu yang cepat.
1.3.3 Sumber Daya
Peralatan
Pelaksanaan usaha apapun memerlukan seperangkat peralatan. Sumber daya peralatan
adalah sumber daya yang penting dalam pelaksanaan produksi karena tanpa adanya
peralatan kegiatan produksi kurang memadai. Sumber daya peralatan merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar
kegiatan-kegiatan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Manajemen peralatan adalah suatu metode penggunaan alat-alat berat untuk
memperoleh hasil yang tepat guna dan berdaya, guna dalam pelaksanaan proyek. Berikut
sumber daya mesin/peralatan yang dimiliki oleh agrosistem usaha tani pak Albair.
Tabel
1. Sumber Daya Mesin/Peralatan Yang Dimiliki Oleh Agrosistem Usaha Tani Pak Albair
No
|
Jenis mesin/peralatan
|
Jumlah (unit)
|
Status (milik/sewa/pinjam)
|
Nilai (Rp)
|
1
|
Parang
|
2
|
Milik
|
100.000,-
|
2
|
Cangkul
|
2
|
Milik
|
90.000,-
|
3
|
Traktor
|
1
|
Sewa
|
900.000,-
|
4
|
Dros
|
1
|
Sewa
|
10.000
|
Berdasarkan
tabel
di atas, menunjukan bahwa sumber daya peralatan yang di miliki oleh agrosistem
usaha tani padi sawah pak Albair
yaitu 3 peralatan. Peralatan parang 2 unit dengan harga Rp. 100.000 milik
sendiri, peralatan cangkul 2 unit dengan harga Rp. 90.000 milik sendiri,
peralatan traktor 1 unit
dengan harga Rp. 900.000
di sewa dan dros perontok padi disewa Rp 10.000 perkarung gabah.
1.3.4 Sumberdaya
Finansial
Sumberdaya finansial adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan bnerupa uang tunai maupun dengan barang-barang bernilai dan dapat
diuangkan untuk kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan
lancar. Sumberdaya
ini dapat di manfaatkan seefisien
mungkin melalui perencanaan dan pengelolan yang tepat, sehingga setiap
pengalokasian dana yang digunakan memberikan hasil yang maksimal.
Pengelolaan agrosistem ini memakan biaya sebanyak Rp. 2.000.000, dan bersumber dari pemilik sendiri tanpa
meminjam kredit bank. Modal ini kemudian dialokasikan pada sewa tenaga kerja,
pembelia bibit, pengadaan racun rumput dan tenaga penanaman.
1.4 Analisis Kinerja
Agrosistem
Sebuah agrosistem tidak pernah lepas dengan suatu analisis
kinerja yang dapat menjadi pengarah perusahaan itu sendiri. Analisis kinerja
adalah suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan diluarnya serta
hubungannya dengan proses yang lainnya. Analisis kinerja biasanya digunakan
untuk melihat kondisi dari agrosistem atau perusahaan serta yang diperoleh dari
agrosistem itu. Analisis kinerja terdiri atas proses pengadaan bahan baku,
proses produksi, proses pemasaran serta pengendalian dampak lingkungan
(Iyandri, 2009).
1.4.1 Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan mentah yang
merupakan bahan dasar yang mutlak dijamin ketersediaanya karena sangat
diperlukan dalam suatu proses produksi, yang selanjutnya akan memulai beberapa
tahapan proses tertentu yang akan memberikan nilai dan manfaat yang lebih
sehingga proses pengadaan ini harus dikelola dengan baikuntuk menjamin
kontinuitas, kuantitas dan kualitas produksi.
Pengadaan bahan
baku merupakan hal pertama yang harus disediakan oleh sebuah agrosistem yang bergerak dibidang pengolahan.
Demikan bahan baku yang digunakan dalam agrosistem ini ialah benih padi yang
berasal dari daerah Konawe Selatan.
1.4.2 Proses Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan
konsumen (Sukanto Reksohadiprodjo,
2000: 1).
Proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling
berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi
nilai
suatu barang dapat dilihat
pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses
produksi yang merubah
barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor
produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, sertateknologi) menjadi hasil produksi atau
produk. Agar
tujuan berproduksi yaitu memperoleh
jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam waktu
serta kualitas yang
diharapkan
oleh konsumen, maka proses produksi perlu
diatur dengan
baik.
Proses
produksi diawali dengan pembukaan lahan, pembukaan lahan dilakukan dengan cara
yang pertama melakukan pembabatan setelah lahan sudah dibabat maka sisa-sisa
rumput akan dibakar, kemudian dilakukan pengtraktoran lahan sebanyak tiga kali.
Pentraktoran
lahan memerlukan tenaga kerja yang diberikan upah sebanyak Rp. 30.000/are.
Penyediaan benih, setelah benih sudah ada maka, benih akan didiamkan dalam air
selama 24 jam guna mempercepat perkecambahan, setelah dilakukan perendaman
benih akan di semai pada satu tempat tertentu selama 14 hari. Setelah bibit
sudah tumbuh selama 14 hari maka bibit siap unutk ditanam, pananaman dilakukan
sendiri dan juga menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan upah Rp.
17.000/are. Pemeliharaan dan pemupukan di lakukan 2 minggu setalah tanam, penyemprotan gulma dilakukan dengan
menggunakan pestisida lindomin dan pemberian pupuk urea dengan dosis 120kg/ha.
Panen dilakukan setelah padi berumur kurang lebih 100 hari, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 2-3 kali panen setelah panen selanjutnya di rontok atau di dros agar
gabuhnya terpisah dengan batang padi setelah itu padi akan di jemur sampai
kering dan disimpan dalam karung sebelum dilakukan penggilingan menjadi beras.
Sedangkan jerami padi digunakan untuk pupuk dan dedaknya di gunakan sebagai
pakan ternak.
1.4.3 Proses Pemasaran
Pemasaran mempunyai perana yang
sangat penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut sebagai aspek
kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan sosial. Karena kegiatan pemasaran
menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke konsumen, maka pemasaran
menciptakan lapangan kerja yang penting bagio masyarakat. Dengan demikian,
pemasaran merupakan sektor
yang penting dalam pendapatan masyarakat (Suyanto, 2011).
Agrosistem usaha tani padi sawah pak Albair tidak melakukan pemasaran, hasil
produksi dari agrosistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan
keluarga. Penjualan
dilakukan jika ada konsumen yang memesan 1 atau 2 karung beras konsumen berasal
dari desa Lamendora dimana agrosistem ini berada selanjutnya semua hasil produksi disimpan guna untuk
memenuhi kebutuhan pada waktu yang akan datang.
1.4.4 Pengendalian
Dampak Lingkungan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan
pencemaran terdiri dari langkah pencegahan terhadap permasalahan pencemaran
terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan
pengendalian.
Pengendalian dampak lingkungan merupakan
hal yang harus diperhatikan dari suatu agrosistem. Agrosistem yang baik akan
selalu memperhatikan lingkungan yang dihasilkan
berupa limbah gas, limbah padat, dan limbah cair. Limbah asap yang berasal dari mesin dalam pengolahan lahan padi sawah dan asap sisa pembakaran rerumputan.Asap
yang dikeluarkan berpengaruh terhadap pemanasan global (global warming)dan dapat mencemari udara. Limbah asap
ini tergolong limbah sedang dimana dalam proses pengolahan hanya satu kali
dalam satu kali masa tanam.
1.4.5 Proses
Pengendalian Keuangan
1.4.5.1 Analisis Biaya
Biaya yang digunakan dalam
pengolahan agrosistem ini ialah pembukaan lahan Rp.500.000, untuk biaya tenaga
kerja. Pengadaan benih Rp.200.000, penanaman
Rp.
340.000, Pengadaan pertisida Rp. 400.000, sewa traktor Rp. 900.000 dan
pemeliharaan Rp.1.000.000. total keseluruhan ialah Rp 3.340.000.
1.4.5.2 Analisis
Pendapatan
Pendapatan
pada prinsipnya mempunyai sifat menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik agrosistem, baik dalam bentuk
penerimaaan maupun tagihan. Pendapatan
dalam agrosistem usaha tani ini ialah setiap panen memperoleh kurang lebih
40-50 karung gabah, jika
dilakukan penggilingan gabah maka 1 karung beras ukuran 50 kg menghabiskan 3
karung gabah. Demikian
beras yang dapat diperoleh dalam satu kali masa panen kurang lebih 16 karung
beras Jika
dinominalkan kurang lebih Rp. 7.200.000.
BAB II
ANALISIS
MASALAH PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi
dengan apa yang sudah terjadi tentang suatu perihal, atau kesenjangan antara
kenyataan yeng terjadi dengan yang seharusnya terjadi serta harapan dan
kenyataannya (Notoadmojo, 2010).
Masalah sederhana memiliki ciri berskala kecil, masalah sederhana tidak
memiliki sangkut paut dengan masalah lain, tidak memiliki konsekuensi yang
besar, pemecahan masalah tidak memerlukan pemikiran yang luas dan mendalam dan
bisa diselesaikan secara individu. Teknik pemecahan masalah ini bisa dilakukan
dari pengalaman, intuisi dan kebiasaan pada diri seseorang.Masalah rumit atau
masalah kompleks memiliki skala besar, yaitu memiliki kaitan erat dengan
masalah lainnya, memikili konsekuensi yang besar, dan pemecahan masal ini
memerlukan pemikiran keras atau analisis yang tajam. Masalah
rumit terbagi menjadi dua jenis yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
Masalah terstruktur adalah masalah yang jelas penyebabnya, rutin dan sering
terjadi sehingga pemecahannya sudah dapat diprediksi. Masalah tidak terstruktur
adalah masalah yang tidak jelas penyebab dan konsekuensinya, serta bukan
masalah yang sering berulang.
Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, menguraikan, dan menganalisis
permasalahan yang ditemukan pada agrosistem, kemudian dibuat suatu rancangan
pemecahan masalah yang dihadapi tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah
adalah untuk memudahkan seorang petani untuk mengidentifikasi masalah-masalah persoalan
yang dihadapi oleh suatu usaha serta mengantisipasi persoalan dengan tindakan
pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut (iskandarisasi: Nur Izmi Takdir dkk, 2011).
2.1 Identifikasi masalah
Identifikasi masalah (problem identification) adalah proses
dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain,
identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan
paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian,
bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau
tidak. Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat
pengamatan lapangan (observasi, survey),
dan sebagainya.
Menurut
Poerwadarminto (1976: 369) “identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda”. Menurut ahli psikoanalisis identifikasi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang, secara tidak
sadar,seluruhnya atau sebagian, atas dasar ikatan emosional dengan tokoh
tertentu,sehingga ia berperilaku atau membayangkan dirinya seakan-akan ia
adalah tokoh tersebut.
Tabel 2. Matrix Kesenjangan Pengembangan Agrosistem Pada Usaha Tani Padi
Sawah Pak Albair.
No
|
Fakta
|
Masalah
|
Harapan
|
1
|
Pengolahan
lahan (pengtraktoran lahan) menggunakan waktu selama 1 minggu.
|
Irigasi air
yang tidak baik.
|
Pengtraktoran
lahan selama 4 hari
|
2
|
Tenaga kerja
penanaman sebanyak 3 orang
|
Kurangya
tenaga kerja
|
Tenaga kerja
penanaman sebanyak 5 orang
|
3
|
Pemupukan 2
kali dalam 1 bulan
|
Pemupukan
yang tidak teratur
|
Pemupukan
secara teratur
|
4
|
Produksi 48
karung gabah 1 kali panen
|
Produksi
rendah
|
80 karung
gabah
|
5
|
Panen
menggunakan alat tradisioanal
|
Alat panen
tradisional
|
Menggunakan
alat modern
|
6
|
Tidak adanya
pemasaran yang dilakukan secara umum maupun promosi
|
Permintaan
rendah
|
Permintaan
yang banyak
|
Dari hasil wawancara dan survey
dilapangan maka analisis masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1.
Irigasi air
yang tidak baik
2.
Kurangya tenaga
kerja
3.
Pemupukan yang
tidak teratur
4.
Produksi rendah
5.
Alat panen
tradisional
6.
Permintaan
rendah
2.2 Masalah
Utama
Masalah utama merupakan inti dari penentuan-penentuan tindakan yang akan
dilaksanakan. Apabila sebuah agrositem dapat menemukan jalan penyelesaian
sebuah masalah utama yang dihadapinya, maka secara tidak langsung agrosistem
tersebut bisa menyelesaikan masalah-masalah lainya (Rus Ramdani, 2011).
Masalah utama yang ditemukan pada agrosistem usahatani Pak Albair adalah Efektifitas
kerja lama dan efisiensi modal yang banyak serta produksi rendah. Masalah utama ini adalah masalah yang paling berpengaruh terhadap
agrosistem kasus yang dianalisis dimana masalah ini mempengaruhi berbagai aspek
dalam agrosistem kasus yaitu, Aspek sumber daya manusia dan aspek pengadaan
alat.
2.3 Struktur
Pohon Masalah
Pohon masalah
adalah satu teknik untuk mengidentifikasi semua masalah dalam suatu situsi
tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab
akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil analisis,
situasi diunit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah denga
rumusan peryataan masalah yang dihadapi unit kerja, diskusikan dan tuliskan
sebagai alternativ penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam
sebuah bagan pohon (Trimiaty, 2004).
Sebagai
lanjutan dari langkah analisis maka berangkat dari hasilidentifikasi masalah
dan penentuan masalah utama, hasil akhir dari analisis masalah ditampilkan
dalam sebuah diagram/struktur pohon masalah. Struktur pohon ini menggambarkan
hubungan kausalitas (sebab Akibat) antara masalah dengan fokus pada masalah
utama yang telah ditantukan (Muhammmad Rukka, 2009).
Adapun struktur
pohon masalah pada agrosistem usaha tani padi sawah Pak Albair disajikan pada
gambar berikut :
STRUKTUR POHON MASALAH
AKIBAT
|
SEBAB
|
Irigasi air tidak baik
|
Penggunaan benih yang tidak bermutu
|
Proses Tanam
Manual
|
Penggunaan pupuk sembarang
|
Proses Panen manual
|
Permintaan kurang
|
Waktu kerja lama dan modal yang
banyak
|
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
kurang baik
|
Produksi rendah
|
Omzet rendah
|
Gambar
2. Struktur Pohon Masalah Agrosistem Usaha Tani Pak Albair.
Berdasarkan gambar
diatas, menunjukan struktur masalah pada agrosistem padi sawah pak Albair dalam
bentuk struktur pohon masalah. Masalah utama agrosistem ini adalah Efektifitas waktu kerja yang lama,
Efisiensi modal yang banyak dan produksi rendah. Masalah utama ini
disebabkan karena irigasi saluran kurang
baik, pertumbuhan bibit kurang maksimal, proses penanaman yang lambat,
penggunaan pupuk sembarangan, proses pemanenen yang lambat dan promosi yang
kurang.
Berkaitan
dengan irigasi saluran kurang baik di karenakan pengairan yang ada pada lokasi
persawahan ini menggunakan pasang surut air sungai konawe, serta irigasi yang
ada masih sederhana dan kurang terawat dan menyebabkan proses pengolahan
lahan/pengtraktoran manjadi terhambat karena air yang kurang. Serta pertumbuhan
bibit kurang baik disebabkan, varietas yang digunakan hanya menggunakan hasil
panen yang ada. Hal ini menyebabkan benih yang digunakan hanyalah benih lokal
sehingga pertumbuhan padi kurang baik.
Proses
penanaman yang lambat yang menyebabkan memakan waktu selama 4-5 hari untuk
menyelesaikan penanaman seluas 30 are, hal ini disebabkan karena penanaman
dilakukan secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Penggunaan pupuk
sembarangan, hal nini disebabkan karena tidak adanya tanggal dan waktu yang
ditetapkan untuk jadwal pemupukan dan kurangnya pengetahuan sasaran mengenai pemupukan
sehingga pertumbuhan dan perkembangan padi tidak merata.
Masalah
proses pemanenan lambat, hal ini disebabkan karena pemanenan dilakukan secara
manual dengan menggunakan alat sederhana yaitu ARIT. Peroses yang manual ini
menyebabkan waktu pemanenan yang lama dan sering juga sasaran menyewa tenaga
kerja untuk membantu dalam pemanenan agar panen bisa dilakukan secara
bersamaan. Promosi kurang, hal ini disebabkan karena kurangya media yang
digunakan sasaran untuk melakukan promosi, selama ini promosi yang dilakukan
hanya dari mulut ke mulut sehingga permintaan sangat kurang. Masalah utama dari
agrosestem ini yaitu, waktu kerja yang lama dan modal modal yang banyak akan
menimbulkan masalah baru sebagai masalah akibat yaitu pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi
tidak maksimal yang mengakibatkan produksi rendah, dan permintaan berkurang
yang mengakibatkan omzet berkurang.
BAB III
ANALISIS
SASARAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Sasaran yang dipilih dari pohon alternatif masih merupakan sasaran umum,
belum merupakan sasaran yang segera akan dilaksanakan. Sebuah sasaran yang baik
untuk dipilih adalah sasaran yang memberi manfaat dan paling menguntungkan dari
suatu organisasi, jelas dan realistis, dapat diukur dan diamati dari segi
kualitas, biaya dan waktu ditetapkan bersama bawahan dan atasan, bersama-sama
dengan unit lain yang setingkat mendukung sasarannya dari unit yang setingkst
lebih tinggi dan dinyatakan dalam bentuk selesai (Nasution: Nur Izmi dkk,
2011).
Analisis sasaran merupakan suatu usaha untuk mencapai
jawaban terhadap masalah yang telah diidentifikasi pada tahap analisis masalah.
Analisis sasaran ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dengan hasil yang
akan diperoleh dari tindakan tersebut. Analisis sasaran ini akan diperoleh
suatu informasi mengenai rangkaian hubungan tindakan hasil yang ditunjukkan
dalam bentuk diagram pohon.
3.1 Penetapan
Sasaran
Dalam menetapkan sasaran-sasaran capaian agrosistem
kearah yang relatif lebih tinggi dari apa yang dicapai sekarang, perlu adanya
sikap realistis. Artinya sasaran-sasaran yang ditetapkan tidak terlalu tinggi
sehingga sulit untuk dijangkau. Penentuan sasaran-sasaran tersebut perlu
memperhatikan kondisi internal agrosistem menyangkut kemampuan sumber daya yang
dimiliki untuk mencapainya dan kondisi eksternal menyangkut perubahan-perubahan
yang terjadi di luar agrosistem (pasar penyedia bahan baku, kebijakan
pemerintah, alam dan sebagainya). Dalam menetapkan sasaran dimulai dengan
menetapkan sasaran realistis pada sasaran utama yang ingin dicapai sebagai
titik masuk dalam menentukan sasaran-sasaran lain. (Muhammad Rukka, Rusli,
2009).
3.2 Sasaran
Utama
Tahapan sasaran diawali dengan
mengidentifikasi sasaran-sasaran yang diperoleh dari suatu proses transformasi
positif dari masalah yang ditentukan pada tahap diagnosa masalah. Kemudian
sasaran-sasaran tersebut dibuat dalam struktur sasaran untuk menentukan sasaran
utama yang paling sesuai untuk dilakukan penanganan, karena antara sasaran yang
satu dengan yang lainnya berbeda dalam satu sistem yang mengapit, sehingga
penyelesaian sasaran utama akan memudahkan sasaran-sasaran lainnya (Nasution:
Nur Izmi dkk, 2011).
Sasaran utama yang akan dilakukan
penanganan pada perusahaan kasus, setelah melakukan pengkajian maka sasaran
utama adalah efektifitas waktu, efisiensi modal dan produksi
meningkat. demikian
sasaran-sasaran antara satu dengan yang lainnya dapat ditangani dengan baik.
3.3. Struktur Pohon Sasaran
Strukturisasi sasaran merupakan
bentuk positif dari diagram masalah pengembangan agrosistem. Tujuannya tidak
lain dari untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai bila persoalan-persoalan
yang menjadi penyebab masalah telah dapat dipecahkan. Struktur pohon sasaran pada agrosistem usaha tani padi sawah Pak Albair disajikan pada gambar
berikut :
STRUKTUR POHON MASALAH
SASARAN
|
SASARAN
|
Pengairan lancar
|
Menggunakan benih bermutu
|
Menggunakan mesin tanam
|
Menggunakan pupuk yang sesuai
|
Menggunakan alat mesin panen
|
Bertambahnya permintaan
|
Waktu kerja cepat dan modal yang
sedikit
|
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Padi yang maksimal
|
Produksi meningkat
|
Omzet meningkat
|
Gambar 3 Pohon Sasaran pada Agrosistem
Usaha Tani Pak Albair
Berdasarkan
gambar diatas, menunjukan struktur pohon sasaran pada agrosistem padi sawah pak
Albair. Sasaran utama dari agrosistem ini yaitu : efektifitas waktu kerja,
efisiensi modal dan produksi meningkat. Adapun struktur pohon sasaran yang
ingin dicapai dimulai pada bagian akar
masalah yaitu : Pengairan persawahan lancar, penggunaan benih yang bermutu,
penggunaan mesin tanam, penggunaan pupuk yang sesuai pada tanaman padi, penggunaan
alat mesin pemanenan dan bertambahnya permintaan.
BAB
IV
ANALISIS ALTERNATIF TINDAKAN
PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Analisis
alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan pilihan
hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang mengarah
pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. Analisis alternatif digunakan
untuk menilai masing-masing alternatif untuk mengembangkan suatu proyek.
Analisis alternatif ini pada akhirnya akan mengarah pada salah satu rangkaian
tujuan (Amran: Nur Ismi dkk, 2011:73).
4.1
Alternatif
Tindakan
Analisis tindakan
merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia
terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap alternatif
yang tidak dapat memenuhi kriteria yang
ditetapkan segera gugur dari analisa alternatif. Analisis alternatif berguna
untuk melihat beberapa kemungkinan pilihan alternatif hubungan tindakan
(rangkaian sasaran) dianalisis sasaran
yang mengarah pada suatu keadaan tertentu. Etelah melalui evaluasi, maka
diperlukan suatu alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai kedua
sasaran antara agar sampai pada sasaran utama (Amran: Nur Ismi dkk, 2011 :73).
Alternatif tindakan
dilakukan agar sasaran utama yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai yang
diinginkan. Agar sasaran utama dapat tercapai, maka terlebih dahulu ditetapkan alternatif
tindakan pada sasaran antara. Alterntif tindakan yang dapat dilakukan untuk
memenuhi sasaran antara agar sasaran utama dapat tercapai adalah sebagai
berikut :
4.1.1 Sasaran Utama dan
Alternatif Tindakan ( Sasaran Antara)
1.
Untuk sasaran “Pengairan Sawah Lancar”
maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menggunakan alkom air,
membuat penampungan air dan memasang pipa dari sumber mata air.
2.
Untuk sasaran “menggunakan bibit bermutu”
maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menggunakan varietas
empari, menggunakan varietas ciliwung dan menggunakan varietas mekongga.
3.
Untuk sasaran “menggunakan mesin tanam”
maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menambah tenaga kerja,
menggunakan mesin penanaman dan menggunakan tabela.
4.
Untuk sasaran “menggunakan pupuk yang
sesuai”, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu : menggunakan
pupuk bantuan desa, membuat pupuk organic sendiri dan membeli pupuk.
5.
Untuk sasaran “menggunakan alat mesin
panen”, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu : menyewa tenaga
kerja, menggunakan mesin combin harvester dan mesin panen binder.
6.
Untuk sasaran “bertambahnya permintaan”,
maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu : promosi melalui sosial
media, promosi menggunakan brousur dan membuat dsain karung yang menarrik.
Beberapa alternatif
tidakan tersebut diharapkan akan sampai pada sasaran utama yaitu :
STRUKTUR POHON MASALAH
HASIL
|
TINDAKAN
|
Pengairan saluran lancar
|
Pertumbuhan bibit maksimal
|
Prosess penanaman cepat
|
Penggunaan pupuk tepat guna
|
Proses panen cepat
|
Permintaan tinggi
|
Waktu kerja cepat dan modal yang
sedikit
|
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Padi yang maksimal
|
Produksi meningkat
|
Omzet meningkat
|
Gambar 4. Pohon Tindakan Pada
Agrosistem Usaha Tani Pak Albair.
Beberapa sasaran utama
di atas diharapkan dapat tercapai dengan sasaran antara, yaitu :
1. Pengolahan Lahan
Pengairan
sawah lancar
|
Memasang
pipa dari
Sumber mata
air
|
Membuat
penampungan air
|
Menggunakan
alkom air
|
Gambar
5. Sasaran Antara Pengolahan Lahan
2. Pembibitan
Pertumbuhan
bibit maksimal
|
Menggunakan
varietas mekongga
|
Menggunakan
varietas impari
|
Sasaran
Utama
Menggunakan
varietas ciliwung
|
Gambar 6. Sasaran Antara Pembibitan
3.
Penanaman
Proses
penanaman cepat
|
Sasaran
utama
Menggunakan
tabela
|
Menambah
tenaga kerja
|
Menyewa
alat/ mesin penanam
|
Gambar 7. Sasaran Antara Penanaman
4. Pemupukan
Pennggunaan
pupuk yang baik
|
Membeli
pupuk
|
Membuat
pupuk organik
|
Memakai
pupuk bantuan dari desa
|
Gambar
8. Sasaran Antara Pemupukan
Proses panen
cepat
|
Menyewa
tenaga kerja
|
Menggunakan
mesin binder
|
Menggunakan
mesin combbin harvester
|
Gambar 9. Sasaran Antara Pemanenan
6.
Pemasaran
Permintaan
tinggi
|
Sasaran
Utama
Membuat
dsaain karung yang menarik
|
Promosi
menggunakan browsur
|
Promosi
menggunakan sosial media
|
Gambar
10. Sasaran Antara Pemasaran
4.2
Analisis
Keputusan
Analisis keputusan
adalah pola berpikir sistematis dalam pengambilan keputusan, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, pengembangan kriteria khusus
untuk mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif tindakan yang tersedia yang
berhubungan dengan kriteria dan mengidentifikasi kemungkinan resiko yang
melekat pada suatu keputusan tersebut (Arman: Nur Ismi dkk, 2011 : 77).
Untuk mencapai beberapa
sasaran antara seperti yang telah diuraikan sebelumnya diperlukan adanya suatu
keputusan tindakan yang akan dilakukan dari beberapa alternatif. Untuk itu,
dilakukan penetapan keputusan.
Berdasarkan
alternatif tindakan yang telah diuraikan, maka alternatif tindakan dianalisis
dengan menggunakan langkah-langkah keputusan untuk memperoleh alternatif
keputusan yang terbaik. Adapun penetapan keputusan untuk alternatif-alternatif
tindakan tersebut sebagai berikut:
Analisis keputusan I :
1.
Pengairan lancar (Pengolaan lahan)
·
Pernyataan keputusan “menentukan alternatif
agar pengairan lancar”
·
Kriteria keputusan
K1
: Biaya murah bobot
: 0,3
K2
: Sesuai kondisi lapangan bobot
: 0,5
K3
: Mudah dalam penggunaan bobot
: 0,2
· Alternatif
keputusan
A1 : Menggunakan alkom
air
A2 : Membuat
penampungan air
Tabel 3. Evaluasi alternatif
keputusan tindakan (Pengairan Lancar).
Alternatif
|
Kriteria keputusan
|
Total
|
Priorotas
|
||
K1 (0,3)
|
K2 (0,5)
|
K3 (0,2)
|
|||
A1
|
(0,21)
0,7
|
(0,40)
0,8
|
(0,12)
0,6
|
0,73
|
1
|
A2
|
(0,09)
0,3
|
(0,1)
0,2
|
(0,08)
0,4
|
0,27
|
2
|
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap
criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,73, A2
dengan total 0,27 yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena, A1
lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif
terpilih yaitu menggunakan Alkom air dengan kelebihan sesuai dengan kondisi
lapangan dan murah serta mudah digunakan sehingga dapat memperlancar dalam
pengolahan lahan.
2.
Menggunakan benih bermutu (pembibitan)
· Pernyataan
keputusan “menentukan jenis benih dengan varietas yang unggul”.
· Kriteria
keputusan
K1 : Biaya murah bobot
: 0,6
K2 : Terjangkau bobot
: 0,4
· Alternatif
keputusan
A1 : Varietas Empari
A2 : Varietas mekongga
Tabel 4. Evaluasi alternatif
keputusan tindakan (Menggunakan benih bermutu).
Alternatif
|
Kreteria keputusan
|
Total
|
Prioritas
|
|
K1 (0,6)
|
K2 (0,4)
|
|||
A1
|
(0,36)
0,6
|
(0,28)
0,7
|
0,64
|
1
|
A2
|
(0,24)
0,4
|
(0,12)
0,3
|
0,36
|
2
|
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif
A1 dengan total 0,64, A2 dengan total 0,36. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif
A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu
menggunakan varietas Empari dengan kelebihan biaya murah dan terjangkau karena
varietas ini sudah ada yang gunakan pada daerah ini. Agar benih yang digunakan
dapat membuat bibit menjadi bermutu dan baik.
3.
menggunakan alat tanam (penanaman)
· Pernyataan
keputusan “menentukan jenis alat untuk melakukan penanaman”.
· Kriteria
keputusan
K1 : Biaya murah bobot
: 0,5
K2. : Terjangkau bobot
: 0,3
K3 : Mudah dalam
penggunaan bobot
: 0,2
· Alternatif
keputusan
A1 : Menyewa tenaga
kerja
A2 : Menyewa alat mesin penanam
Tabel 5. Evaluasi Alternatif
keputusan tindakan (menggunakan alat tanam)
Alternatif
|
Kriteria keputusan
|
Total
|
Priorotas
|
||
K1 (0,5)
|
K2 (0,3)
|
K3 (0,2)
|
|||
A1
|
(0,35)
0,7
|
(0,24)
0,8
|
(0,1)
5
|
0,69
|
1
|
A2
|
(0,15)
0,3
|
(0,06)
0,2
|
(0,1)
5
|
0,31
|
2
|
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap
criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,69, A2
dengan total 0,31. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena A1
lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu menggunakan/menyewa
tenaga kerja dengan kelebihan terjangkau
. Agar penanaman bisa cepat dan pertumbuhan serentak.
4.
Menggunakan pupuk yang sesuai ( Pemupukan)
· Pernyataan
keputusan “menentukan jenis pupuk yang digunakan dan cara memperolehnya”
· Kriteria
keputusan
K1 : Biaya Murah bobot : 0,4
K2 : Terjangkau bobot
: 0,6
· Alternatif
keputusan
A1 : Membuat pupuk
organik
A2 : Membeli pupuk pertanian
Tabel 6. Evaluasi alternatif
keputusan tindakan ( Menentukan jenis pupuk untuk digunakan)
Alternatif
|
Kreteria keputusan
|
Total
|
Prioritas
|
|
K1 (0,4)
|
K2 (0,6)
|
|||
A1
|
(0,32)
0,8
|
(0,42)
0,7
|
0,74
|
1
|
A2
|
(0,08)
0,2
|
(0,18)
0,3
|
0,26
|
2
|
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif
A1 dengan total 0,74, A2 dengan total 0,26. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif
A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu membuat
pupuk organik dengan kelebihan biaya terjangkau agar mengurangi penggunaan
pupuk kimia sehingga padi menjadi lebih sehat dari segi mutu.
5.
Menggunakan alat mesin panen (panen).
· Pernyataan
keputusan “menentukan jenis alat panen yang akan digunakan untuk melakukan
pemanenan”
· Kriteria
keputusan
K1 : Biaya Murah bobot : 0,3
K2 : Terjangkau bobot : 0,4
K3 : Mudah dalam
penggunaan bobot
: 0,3
· Alternatif
keputusan
A1 : Menyewa tenaga
kerja
A2 : Menggunakan mesin combin harvester
Tabel 7. Evaluasi alternatif
keputusan tindakan ( Menentukan jenis alat panen yang akan digunakan)
Alternatif
|
Kreteria keputusan
|
Total
|
Prioritas
|
||
K1 (0,3)
|
K2 (0,4)
|
K3 (0,3)
|
|||
A1
|
(0,24)
0,8
|
(0,28)
0,7
|
(0,24)
0,8
|
0,76
|
1
|
A2
|
(0,06)
0,2
|
(0,12)
0,3
|
(0,06)
0,2
|
0,24
|
2
|
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif
A1 dengan total 0,76, A2 dengan total 0,24. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif
A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu menggunakan
menyewa tenaga kerja dalam pemanenan dengan kelebihan biaya murah dan
terjangkau karena mesin combin harvester tidak terjangkau agar mempercepat
proses pemanenan.
6.
Bertambahnya permintaan (Pemasaran)
· Pernyataan
keputusan “menentukan jenis promosi yang digunakan untuk menambah jumlah
permintaan”
· Kriteria
keputusan
K1 : Biaya Murah bobot : 0,7
K2 : Mudah dalam
penggunaan bobot
: 0,3
· Alternatif
keputusan
A1 : Promosi
menggunakan sosial media
A2 : Promosi menggunakan browsur
Tabel 8. Evaluasi alternatif
keputusan tindakan ( Menentukan jenis promosi yang akan digunakan)
Alternatif
|
Kreteria keputusan
|
Total
|
Prioritas
|
|
K1 (0,7)
|
K2 (0,3)
|
|||
A1
|
(0,56)
0,8
|
(0,21)
0,7
|
0,77
|
1
|
A2
|
(0,14)
0,2
|
(0,09)
0,3
|
0,23
|
2
|
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif
A1 dengan total 0,77, A2 dengan total 0,23. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif
A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu
promosi menggunakan soaial media dengan kelebihan biaya murah dan mudah dalam
penggunaan.. Agar memperluas iklan dan pemberitahuan.
4.3 Tindakan Terpilih
Seringkali jika suatu
situasi menuntut kita untuk mengambil tindakan keputusan, kita harus memutuskan
untuk memilih satu dari dua atau lebih alternatif tindakan yang diambil.
Pilihan akan sederhana jika setiap pilihan hanya memiliki konsekuensi paling
sesuai dengan keinginan kita. Dengan kata lain pengambilan keputusan cenderung
pada kemungkinan-kemungkinan yang memiliki konsekuensi akann terjadi (Djoko,
2008).
Hasil keputusan dari
beberapa alternatif tindakan, telah terpilih satu keputusan tindakan yang
terbaik yaitu dengan nilai yang tertinggi dibandingkan dengan alternatif
lainnya pada masing-masing persoalan
agrosistem. Keputusan tindakan terpilih ini diharapkan dapat membantu
agrosistem kasus yang dikaji. Alternatif tindakan yang terpilih yaitu :
1. Menggunakan
alkom air sebagai alternatif irigasi air agar pengairan lancar.
2. Menggunakan
varietas empari .
3. Menyewa
tenaga kerja agar penanaman bisa serentak selesai dengan cepat.
4. Menggunakan
pupuk organic agar mengurangi zat kimia pada tanaman padi.
5. Menggunakan
alat dengan menyewa tenaga kerja.
6. Promosi
menggunakan sosial media
STRUKTUR POHON MASALAH
HASIL
|
TINDAKAN
|
Produksi meningkat
|
Omzet meningkat
|
Menggunakan alkom air agar Pengairan
lancar karena sesuai dengan kondisi lapangan
|
Menyewa tenaga kerja agar penanaman
serentak dilakukan. karena terjangkau di lapangan.
|
Menyewa tenaga kerja agar pemanenan
bisa selesai secara bersamaan karena terjangkau.
|
Waktu kerja cepat dan modal yang
sedikit
|
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Padi yang maksimal
|
Melakukan promosi dengan menggunakan
sosial media karena biaya murah
|
Menggunakan pupuk organic, agar
murah karena terjangkau di lapangan.
|
Menggunakan varietas empari untuk
benih yang digunakan. karena biaya yang relative murah
|
Gambar 11 Pohon Tindakan Terpilih
pada Agrosistem Usaha Tani Pak Albair.
BAB
V
RENCANA KERJA TINDAKAN
Rencana
kerja tindakan merupakan kumpulan skema perincian lebih lanjut dari informasi
yang didapatkan dalam sasan utama pohon
masalah untuk mencapai tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari
sasaran utama yang dirumuskan mengenai setiap subsitem yang memuat tindakan apa yang dilakukan ,
sasaran apa yang ingin dicapai dan hasil kegiatan yang ingin dicapai serta
kapan mulai dan berakhirnya kegiatan yang dilaksanakan.
Rencana kerja tindakan
yang akan dilakukan dalam pengembangan agrosistem padi sawah Pak Albair,
bertujuan untuk mengatur kegiatan yang akan dilakukan sehingga sasaran yang
ingin dicapai dapat terlaksana sesuai apa yang di harapkan. Sebagai langkah
awal agrosistem dilakukan penjadwalan rencana kerja yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 9. Rencana Kerja Tindakan Pengembangan
Agrosistem Padi Sawah Pak Albair, Desa Lamendora Kecamatan Kapoiala Kabupaten
Konawe Sulawesi Tenggara.
Sub sistem
|
Tindakan
|
Hasil kegiatan
|
BULAN (16 minggu)
|
|||||||||||||||
September
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
|||
Pengolahan lahan
|
Membeli alkom air
|
Pengairan saluran lancar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pembibitan
|
Menggunakan varietas impari untuk benih yang digunakan
|
Pertumbuhan bibit maksimal.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penanaman
|
Menyewa tenaga kerja agar penanaman
serentak dilakukan
|
Proses penanaman cepat.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pemupukan
|
Menggunakan pupuk organic yang murah
|
Penggunaan pupuk tepat guna
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Panen
|
Menyewa tenaga kerja pada saat
pemanenan
|
Proses panen cepat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pemasaran
|
Melakukan promosi dengan menggunakan
sosial media
|
Permintaan bertambah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan tabel diatas secara keseluruhan rencana
kerja dijadwalkan selama 3 bulan ( 16 minggu). Yang kegiatan ini diharapkan
dapat memberikan suatu kemajuan untuk perkembangan usaha agrosistem usaha tani
padi sawah dan di jelaskan dalam uraian berikut :
1.
Pengolahan lahan
Tindakan yang dilakukan ialah
membeli alkom air yang sesuai dengan kondisi lapangan dan biaya murah yang
digunakan pada minggu ke 2, 4, 6, 8 dan 10. Hasil yang diharapkan pengairan sawah lancar. Kegiatan
pada minggu ke 2 alkom digunakan untuk membantu pengairan pada saat
pentraktoran lahan serta minggu ke 4 sampai 10 digunakan untuk memperlancar pengairan
tanaman padi. Alkom air dibeli dari salah satu toko yang ada di mandonga yaitu
toko Budi Sakti.
2.
Pembibitan
Tindakan yang digunakan ialah
menggunakan varietas impari untuk benih yang digunakan, hasil yang diharapkan
adalah pertumbuhan bibit maksimal. Kegiatan Pada minggu 1 benih di tabur, setelah
penaburan maka minggu ke 2 dilakukan perawatan dengan cara mencabut gulma yang
tumbuh disekitaran bibit dan pertumbuhan bibit sampai minggu ke 3 pada umur 21
hari bibit siap tanam. Benih varietas
empari diperoleh dengan cara membeli pada tetangga yang menanam varietas
tersebut dengan harga 15 ribu perkilo.
3.
Penanaman
Untuk tindakan menyewa tenaga kerja,
berlangsung pada minggu ke 4 dan hasil yang di harapkan adalah proses penanaman
cepat. Pada kegiatan bulan ke 4 ini dilakukan penyewaan tenaga kerja sebanyak 4
orang untuk mempercepat penanaman agar
pertumbuhan serentak. Penanam yang ada sebelumnya hanya berjumlah 2 orang yaitu
pemilik sawah dan anaknya, tetapi luas lahan yang ditanami tidak sesuai dengan
tenaga yang ada maka sasaran menyewa tenaga kerja untuk membantu dalam
penanaman dan tenaga kerja di peroleh dari daerah dimana lokasi persawahan
berada yaitu desa lamendora.
4.
Pemupukan
Untuk tindakan menggunakan
pupuk yang murah dilaksanakan pada
minggu ke 7 samapai dengan 12, hasil yang diharapkan adalah penggunaan pupuk
tepat guna. Kegiatan minngu ke 7
dilakukan pemupukan menggunakan pupuk cair Matahari, Spontan dan pupuk serangga
dan dilakukan setiap sekali dalam seminggu sampai minggu ke 12. Pupuk cair ini
diperoleh dari toko tani dengan cara membeli.
5.
Panen
Untuk tindakan menyewa tenaga kerja
pada saat pemanenan dilaksanakan pada minggu ke
13 dan 14. Hasil yang diharapkan adalah proses panen yang cepat selesai.
Kegiatan Penyewaan tenaga kerja ini dilakukan dengan sistem bagi hasil ada pula
yang menerima bayaran serta kegiatan ini dilakukan secara partisipasi. Hal ini
disebabkan karena tenaga kerja yang ada hanya 2 orang sehingga pemilik menyewa
tenaga kerja untuk membantu dalam pemanenan dan tenaga kerja di peroleh dari
desa lamendora.
6.
Pemasaran
Untuk tindakan melakukan promosi
dengan mengghunakan sosial media dilaksanakan pada minggu ke 15 dan 16. Hasil
yang di harapkan adalah permintaan bertambah. Kegiatan ini dilakukan dengan
menggunakan Hp android milik sasaran, sehingga tidak memerlukan biaya yang
banyak.
BAB
VI
ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL
6.1
Analisis Persoalan Potensial
Analisis
persoalan potensial adalah suatu upaya untuk melihat ke masa depan dengan
berdasarkan pada apa yang ada pada saat ini untuk kemudian mencoba menentukan
atau merumuskan tindakan-tindakan yang perlu diambil dan memikirkan suatu
tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap setiap persoalan-persoalan yang
mungkin timbul dari setiap tindakan yang akan diambil.
Charles
H.Kepner dan Benyamin B Tregoe (1992) mengemukakan bahwa analisis persoalan
potensial adalah merupakan suatu prosedur kerja yang memungkinkan kita memasuki
masa depan dengan melihat apa yang akan terkandung didalamnya untuk kemudian
kembali kemasa kini dan mengambil tindakan selagi masih memungkinkan.
Dalam
analisis ini, ada beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu merumuskan perencanaan
rencana kerja kegiatan, menyusun skenaryo pelaksanaan kegiatan,
mengidentifikasi tahap-tahap rawan dari
setiap kegiatan, mengidentifikasi persoalan potensial khusus dan menentapkan
tindakan-tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan.
Pernyataan rencana
kegiatan diperlukan untuk memberikan arah dan tujuan dari alternatif terpilih
sebagai jawaban terhadap persoalan yang timbul. Scenario pelaksanaan kegiatan
merupakan urutan atau tahapan kegiatan yang akan melaksanakan untuk mencapai
sasaran dalam pernyataan kegiatan.
Identifikasi
tahap-tahap rawan adalah langhkah dari kegiatan yang mudah mengalami kegagalan.
Kegagalan yang terjadi dapat menjadi hambatan bagi kelangsungan scenario kegiatan yang dilakukan. Pada tahap
ini scenario kagiatan yang dianggap memiliki tahap rawan dinyatakan dengan “Ya”
untuk kemudian diteruskan ketahap berikutnya sampai pada tindakan pencegahan
dan penanggulangan, sedangkan scenario kegiatan yang dianggab memiliki tahap
rawan dinyatakan dengan “Tidak” dan tidak diteruskan ke tahap selanjutnya.
Identifikasi
persoalan potensial khusus adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
terhadap sebab yang mungkin timbul dari setiap persoalan potensial khusus.
Tindakan ini dilakukan pada hal-hal yabg sekiranya tidak dapat lagi dicegah.
Hal ini bersifat mempertahankan pelaksanaan scenario kegiatan yang telah
direncanakan.
Struktur tindakan sebagai upaya
untuk menyusun kegiatan yang juga merupakan rangkuman dari skenario kegiatan,
identifikasi tahap-tahap rawan, persoalan potensial khusus, sebab-sebab
persoalan potensial khusus, tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan
dapat dilihat pada uraian berikut :
A. Rencana Kegiatan 1
membeli alkom air
· Skenario
pelaksanaan kegiatan
1) Menyiapkan
uang
2) Menentukan
merek mesin
· Identifikasi
tahap rawan
1) Ketersediaan
uang
2) Tidak
tersedianya jenis atau merek mesin di toko
· Persoalan
potensial khusus
1) Saat
dibutuhkan uang tidak tersedia
2) Kurangnya
informasi tentang produsen mesin alkom air
· Identifikasi
sebab persoalan khusus
1) Adanya
kebutuhan-kebutuhan yang mendesak
2) Kurangnya
jaringan tetang informasi mesin alkom air
· Tindakan
pencegahan
1) Membuat
tabungan harian
2) Mencari
informasi tentang mesin alkom air
· Tindakan
penanggulangan
1) Melakukan
pinjaman
2) Mendatangai
beberapa toko produsen alkom air
B. Rencana kegiatan 2 menggunakan
varietas impair untuk benih yang digunakan.
· Skenario
pelaksanaan kegiatan
1) Mencari
sumber benih
2) Menyeleksi
varietas
· Identifikasi
tahap rawan
1) Ketersediaan
benih
2) Benih
yang tidak bermutu
· Persoalan
potensial khusus
1) Bersumber
dari pihak yang kurang terpercaya
2) Benih
yang sudah lama
· Identifikasi
sebab persoalan khusus
1) Membeli
pada produsen luar daerah
2) Tidak
melakukan seleksi atau pengecekan benih terlebih dahulu
· Tindakan
pencegahan
1) Mencari
informasi tentang produsen varietas empari
2) Melakukan
seleksi benih terlebih dahulu sebelum membeli
· Tindakan
penanggulangan
1) Menggunakan
benih empari yang ditanam oleh tetangga
2) Membeli
benih yang masih baru atau hasisl panen periode ini untuk ditanam pada periode
berikutnya.
C.
Rencana kegiatan 3 menyewa tenaga kerja penanaman.
· Skenario
pelaksanaan kegiatan
1)
Membuat pemberitahuan
2)
Menentukan calon tenaga kerja
· Identifikasi
tahap rawan
1)
Informasi pemberitahuan
2)
Kriteria tenaga kerja
· Persoalan
potensial khusus
1)
Pemberitahuan tidak menyebar
2)
Calon tenaga kerja tidak memenuhi
kriteria
· Identifikasi
sebab persoalan khusus
1)
Pemberitahuan yang kurang tepat
2)
Tenaga kerja tidak terampil dalam bidang
penanaman padi
· Tindakan
pencegahan
1)
Menyebarluaskan pemberitahuan dengan
media yang ada
2)
Memilih tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman dalam penanaman padi
· Tindakan
penanggulangan
1)
Menerapkan sistem penerimaan secara
terbuka
2)
Menggunakan tenaga kerja yang sering sewakan oleh petani
lainya.
D.
Rencana kegiatan 4 menggunakan pupuk organic
· Skenario
pelaksanaan kegiatan
1)
Menyiapkan uang
2)
Menentukan jenis bahan pupuk
· Identifikasi
tahap rawan
1)
Ketersediaan uang
2)
Unsur hara pupuk
· Persoalan
potensial khusus
1)
Saat dibutuhkan uang tidak tersedia
2)
Bahan yang digunakan kurang baik
· Identifikasi
sebab persoalan khusus
1)
Adanya kebutuhan-kebutuhan yang mendesak
2)
Kurangnya pengetahuan tentang pupuk
organik
· Tindakan
pencegahan
1)
Menyisihkan sebagian modal
2)
Memilih bahan dasar dedaunan kering dan
kotoran hewan
· Tindakan
penanggulangan
1)
Melakukan pinjaman
2)
Menggunakan kotoran hewan sebagai pupuk
organic alami
E.
Rencana kegiatan 5 menyewa tenaga kerja penanaman
· Skenario
pelaksanaan kegiatan
1)
Membuat pemberitahuan
2)
Menentukan calon tenaga kerja
· Identifikasi
tahap rawan
1)
Informasi pemberitahuan
2)
Kriteria tenaga kerja
· Persoalan
potensial khusus
1)
Pemberitahuan tidak menyebar
2)
Calon tenaga kerja tidak memenuhi
kriteria
· Identifikasi
sebab persoalan khusus
1)
Pemberitahuan yang kurang tepat
2)
Tenaga kerja tidak terampil dalam bidang
pemanenanpadi
· Tindakan
pencegahan
1)
Menyebarluaskan pemberitahuan dengan
media yang ada
2)
Memilih tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman dalam pemanenan padi
· Tindakan
penanggulangan
1)
Menerapkan sistem penerimaan secara
terbuka
2)
Menggunakan tenaga kerja yang sering sewakan oleh petani
lainya.
F. Rencana kegiatan 6 melakukan promosi
· Skenario
pelaksanaan kegiatan
1)
Menyiapkan media
2)
Menentukan jenis promosi
· Identifikasi
tahap rawan
1)
Media yang baik
2)
Sampainya promosi pada konsumen
· Persoalan
potensial khusus
1)
Media yang digunakan kurang tesedia
2)
Komsumen tidak menemukan informasi mengenai
promosi
· Identifikasi
sebab persoalan khusus
1)
Menggunakan media yang kurang tepat
2)
Promosi yang dilakukan kurang maksimal
· Tindakan
pencegahan
1)
Memilih media yang umum digunakan
2)
Memaksimalkan kegioatan promosi
· Tindakan
penanggulangan
1)
Menyewa media pada orang lain
2)
Melakukan promosi yang menarik
BAB
VII
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Dari
hasil analisis di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa usaha tani pak Albair
dapat berhasil dengan tujuan utama
Efektifitas waktudan Efisiensi biaya dan peningkatan hasil produksi. Maka dengan
beberapa tindakan untuk mencapai tujuan utama dengan mengatasi masalah yang
terjadi dilapangan, misanya dalam pengolahan lahan dibutuhkan air yang cukup
maka harus menggunakan alkom air agar pengairan lancar, pada pembibitan harus
menggunakan varietas benih yang bermutu seperti menggunakan benih inpari, pada
bidang penanaman menyewa tenaga kerja agar penanaman bisa selesai secara
serentak, pada bidang pemupukan harus menggunakan pupuk organic, pada saat
pemanenan harus menyewa tenaga kerja agar panen bisa cepat selesai dan untuk
pemasaran harus melakukan promosi disosial media.
7.2 Kesan dan Pesan
7.2.1 Kesan
47
|
7.2.2
Pesan
Pesan
kami agar kedepannya, untuk proses belajar mengajar mata kuliah ini agar
suasana ruangannya dibuat lebih menyenangkan, tidak tegang, dan menggunakan
kalimat yang sederhana. Serta praktikum sebaiknya dilakukan lebih awal, serta asisten yang banyak agar mahasiswa
dengan mudah melakukan konsultasi tentang laporan.
48
|
DAFTAR PUSTAKA
Marwansyah.
2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung
: Alfabeta
Sunyoto,
Suyanto. 2011. Analisis Regresi Untuk Uji
Hipotesis. Yogyakarta : Caps.
Algazali,
M., Mirnawati, Asriana, A., Ferawati, Miftahulmawaddah. 2017. Strategi Peningkatan Permintaan Usaha
Keripik Singkong Super Renyah. Makassar. Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin.
49
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar