Sabtu, 14 September 2019

Laporan MK. ANALISIS PERSOALAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


BAB I
ANALISIS POSISI DAN KINERJA AGROSISTEM

1.1 Sejarah Singkat Agrosistem
            Agrosistem usaha tani ini dikelola oleh seorang petani bernama Bapak Albair.Pak Albair sekarang tinggal dan menetap di Desa Tumbu-tumbu Jaya, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebelumnya,  pak Albair tinggal di Desa Lamendora,Kecamatan Kapoiala, yang merupakan tempat bapak tersebut lahir sekaligus menjadi lokasi agrosistem yang sedang dikelolanya.
Pada tahun 2004,Pak Albair berpindah tempat tinggal ke daerah Konawe Selatan (Konsel) dan menetap di sana sampai sekarang. Tahun 2015  pak Albair mengelola agrosistem padi sawah di daerah lamendora dengan luas lahan 40 are, awal mula pengelolaan agrosistem usaha tani padi sawah ini di lakukan oleh pemerintah,  pengolahan lahan secara serentak seluas 50 ha.
Kondisi inilah yang menjadi faktor utama pak Albair melakukan pengelolaan agrosistem usaha tani. Dengan sedikit pengalaman mengenai pengelolaan agrosistem usaha tani  yang dimilikinya, pak Albair dapat mengelola agrosistemnya sendiri setelah pemerintah melakukan pengelolaan lahan secara serentak sampai lahan tersebut siap untuk digunakan.
1.2 Visi Dan Misi Agrosistem
1.2.1 Visi Agrosistem
Adapun visi dari agrosistem padi sawah pak Albair ialah “Menjadi Petani yang Sukses, Bersosial dan Bermasyarakat”.



1.2.2 Misi Agrosistem
            Untuk melaksanakan visi dari usaha agrosistem padi sawah pak Albair , maka dibutuhkan misi :
1        Memperbanyak pengetahuan, keterampilan dalam budidaya tanaman padi.
2        Selalu menjadi sosok masyarakat yang memberikan manfaat bagi masyarakat lain.
3        Menjadi pribadi yang peduli sesama.
1.2.3 Struktur Organisasi Agrosistem
            Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisaasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
            Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukan adanya pembagian kerja dan menunjukan bagaimana fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah  dan penyampaian laporan.
            Berdasarkan kegiatanya, struktur organisasi agrosistem padi sawah Pak Albair sebagai berikut :





PIMPINAN
(PAK ALBAIR)
BAGIAN LAPANGAN

1. RAHMAN
2. PAK ALBAIR
BENDAHARA
(IBU NAHRA)
 







Gambar 1. Struktur Organisasi Agrosistem Padi Sawah Pak Albair
Berdasarkan gambar di atas, menunjukan bahwa struktur organisasi agrosistem padi padi sawah pak Albair. Terbagi atas tiga bagian yaitu : Pak Albair sebagai pimpinan, bendahara ibu Nahra dan bagian lapangan Rahman dan Pak Albair.
1.3 Analisis Posisi Sumberdaya Agrosistem
            Analisis posisi sumber daya atau keadaan yang dimiliki pak Albair ialah cukup baik  sumber daya lahan yang tersedia cukup strategis karena didukung oleh pengairan yang baik.
1.3.1 Sumber Daya Lahan dan Bangunan
            Sumber daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang wajib ada dalam sebuah usaha. Sumber daya ini sangat penting diperlukan karena disinilah tempat berlangsungnya semua kegiatan dalam sebuah agrosistem. Selain itu sumber daya lahan dan bangunan juga merupakan harga tetap  yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Sumber daya lahan merupakan tanah tempat didirikannya bangunan yang berbentuk fisik dari sebuah agrosistem. Sumber daya lahan yang dimiliki oleh pengolahan agrosistem padi sawah pak Albair yaitu 3000 m2  yang bertempat di Desa Lamendora Kecamatan Kapoiala. Lahan ini adalah lahan milik sendiri yang digunakan dalam melakukan pengelolahan padi sawah.
Sumber daya bangunan adalah segala sarana fisik yang di bangun oleh pihak pengelola agrosistem usaha tani guna memperlancar usaha agrosistem padi sawah. Bangunan yang ada di agrosistem ini terdiri dari bagunan semi permanen , bangunan tempat instrahat dan menyimpan barang-barang penting dan alat-alat pertanian.
1.3.2 Sumber Daya Manusia
            Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang, sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia memilih teknologi, manusia yang mencari modal, manusia yang menggunakan dan memeliharanya, disamping manusia dapat menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing dan sumber keunggulan bersaing yang langgeng. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting (Hariandja, 2002).
Menurut Marwansyah (2010) yaitu pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembanagan sum-ber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahtraan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta hubungan industrial.
            Pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu bidang ilmu manajemen khusus yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia, di samping manajemen pemasaran, produksi, keuangan, dan lain-lain. Manajemen sumber daya manusia sangatlah penting dan memiliki banyak tantangan, sebab manusia memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan dengan sumber daya yang lain. Manusia memounyai perasaan, pikiran, bisa malasm bisa rewel, tidak seperti mesin atau sumber daya lain yang dapat diatur sesuka hati pengaturnya.
Adapun jumlah tenaga kerja yang terlibat pada kegiatan agrosistem usaha tani padi sawah dari agrosistem yang kami kaji adalah 2 orang yang merupakan 1 pemilik sekaligus tenaga kerja  dan 1 orang anak bagian pengelolan sekaligus bagiaan keuangan. Selain itu, terdapat 2 orang tambahan tenaga kerja lepas dibagian penanaman, tenaga kerja lepas digunakan ketika waktu tanam harus dilakukan dengan waktu yang cepat.
1.3.3 Sumber Daya Peralatan
Pelaksanaan usaha apapun memerlukan seperangkat peralatan. Sumber daya peralatan adalah sumber daya yang penting dalam pelaksanaan produksi karena tanpa adanya peralatan kegiatan produksi kurang memadai. Sumber daya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. 
Manajemen peralatan adalah suatu metode penggunaan alat-alat berat untuk memperoleh hasil yang tepat guna dan berdaya, guna dalam pelaksanaan proyek. Berikut sumber daya mesin/peralatan yang dimiliki oleh agrosistem usaha tani pak Albair.
Tabel 1. Sumber Daya Mesin/Peralatan Yang Dimiliki Oleh Agrosistem Usaha Tani Pak Albair
No
Jenis mesin/peralatan
Jumlah (unit)
Status (milik/sewa/pinjam)
Nilai (Rp)
1
Parang
2
Milik
100.000,-
2
Cangkul
2
Milik
90.000,-
3
Traktor
1
Sewa
900.000,-
4
Dros
1
Sewa
10.000
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa sumber daya peralatan yang di miliki oleh agrosistem usaha tani padi sawah pak Albair yaitu 3 peralatan. Peralatan parang 2 unit dengan harga Rp. 100.000 milik sendiri, peralatan cangkul 2 unit dengan harga Rp. 90.000 milik sendiri, peralatan traktor 1 unit dengan harga Rp. 900.000 di sewa dan dros perontok padi disewa Rp 10.000 perkarung gabah.
1.3.4 Sumberdaya Finansial
Sumberdaya finansial adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh sebuah perusahaan bnerupa uang tunai maupun dengan barang-barang bernilai dan dapat diuangkan untuk kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Sumberdaya ini dapat di manfaatkan  seefisien mungkin melalui perencanaan dan pengelolan yang tepat, sehingga setiap pengalokasian dana yang digunakan memberikan hasil yang maksimal.
            Pengelolaan agrosistem ini memakan biaya sebanyak Rp. 2.000.000, dan bersumber dari pemilik sendiri tanpa meminjam kredit bank. Modal ini kemudian dialokasikan pada sewa tenaga kerja, pembelia bibit, pengadaan racun rumput dan tenaga penanaman.
1.4 Analisis Kinerja Agrosistem
            Sebuah agrosistem tidak pernah lepas dengan suatu analisis kinerja yang dapat menjadi pengarah perusahaan itu sendiri. Analisis kinerja adalah suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan diluarnya serta hubungannya dengan proses yang lainnya. Analisis kinerja biasanya digunakan untuk melihat kondisi dari agrosistem atau perusahaan serta yang diperoleh dari agrosistem itu. Analisis kinerja terdiri atas proses pengadaan bahan baku, proses produksi, proses pemasaran serta pengendalian dampak lingkungan (Iyandri, 2009).


1.4.1 Pengadaan Bahan Baku
            Bahan baku adalah bahan mentah yang merupakan bahan dasar yang mutlak dijamin ketersediaanya karena sangat diperlukan dalam suatu proses produksi, yang selanjutnya akan memulai beberapa tahapan proses tertentu yang akan memberikan nilai dan manfaat yang lebih sehingga proses pengadaan ini harus dikelola dengan baikuntuk menjamin kontinuitas, kuantitas dan kualitas produksi.
Pengadaan bahan  baku merupakan hal pertama yang harus disediakan oleh sebuah agrosistem yang bergerak dibidang pengolahan. Demikan bahan baku yang digunakan dalam agrosistem ini ialah benih padi yang berasal dari daerah Konawe Selatan.
1.4.2 Proses Produksi
            Produksi adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000: 1).
Proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, sertateknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang  diharapkan oleh konsumen, maka proses produksi perlu diatur dengan baik.
Proses produksi diawali dengan pembukaan lahan, pembukaan lahan dilakukan dengan cara yang pertama melakukan pembabatan setelah lahan sudah dibabat maka sisa-sisa rumput akan dibakar, kemudian dilakukan pengtraktoran lahan sebanyak tiga kali. Pentraktoran lahan memerlukan tenaga kerja yang diberikan upah sebanyak Rp. 30.000/are. Penyediaan benih, setelah benih sudah ada maka, benih akan didiamkan dalam air selama 24 jam guna mempercepat perkecambahan, setelah dilakukan perendaman benih akan di semai pada satu tempat tertentu selama 14 hari. Setelah bibit sudah tumbuh selama 14 hari maka bibit siap unutk ditanam, pananaman dilakukan sendiri dan juga menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan upah Rp. 17.000/are. Pemeliharaan dan pemupukan di lakukan 2 minggu setalah tanam, penyemprotan gulma dilakukan dengan menggunakan pestisida lindomin dan pemberian pupuk urea dengan dosis 120kg/ha. Panen dilakukan setelah padi berumur kurang lebih 100 hari, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2-3 kali panen setelah panen selanjutnya di rontok atau di dros agar gabuhnya terpisah dengan batang padi setelah itu padi akan di jemur sampai kering dan disimpan dalam karung sebelum dilakukan penggilingan menjadi beras. Sedangkan jerami padi digunakan untuk pupuk dan dedaknya di gunakan sebagai pakan ternak.
1.4.3 Proses Pemasaran
            Pemasaran mempunyai perana yang sangat penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut sebagai aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan sosial. Karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke konsumen, maka pemasaran menciptakan lapangan kerja yang penting bagio masyarakat. Dengan demikian, pemasaran merupakan sektor yang penting dalam pendapatan masyarakat (Suyanto, 2011).
            Agrosistem usaha tani padi sawah pak Albair tidak melakukan pemasaran, hasil produksi dari agrosistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga. Penjualan dilakukan jika ada konsumen yang memesan 1 atau 2 karung beras konsumen berasal dari desa Lamendora dimana agrosistem ini berada selanjutnya  semua hasil produksi disimpan guna untuk memenuhi kebutuhan pada waktu yang akan datang.
1.4.4 Pengendalian Dampak Lingkungan
            Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan terhadap permasalahan pencemaran terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.
Pengendalian dampak lingkungan merupakan hal yang harus diperhatikan dari suatu agrosistem. Agrosistem yang baik akan selalu memperhatikan lingkungan yang dihasilkan berupa limbah gas, limbah padat, dan limbah cair. Limbah asap yang berasal dari mesin dalam pengolahan lahan padi sawah dan asap sisa pembakaran rerumputan.Asap yang dikeluarkan berpengaruh terhadap pemanasan global (global warming)dan dapat mencemari udara. Limbah asap ini tergolong limbah sedang dimana dalam proses pengolahan hanya satu kali dalam satu kali masa tanam.
1.4.5 Proses Pengendalian Keuangan
1.4.5.1 Analisis Biaya
            Biaya yang digunakan dalam pengolahan agrosistem ini ialah pembukaan lahan Rp.500.000, untuk biaya tenaga kerja. Pengadaan benih Rp.200.000, penanaman  Rp. 340.000, Pengadaan pertisida Rp. 400.000, sewa traktor Rp. 900.000 dan pemeliharaan Rp.1.000.000. total keseluruhan ialah Rp 3.340.000.
1.4.5.2 Analisis Pendapatan
            Pendapatan pada prinsipnya mempunyai sifat menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik agrosistem, baik dalam bentuk penerimaaan maupun tagihan. Pendapatan dalam agrosistem usaha tani ini ialah setiap panen memperoleh kurang lebih 40-50 karung gabah, jika dilakukan penggilingan gabah maka 1 karung beras ukuran 50 kg menghabiskan 3 karung gabah. Demikian beras yang dapat diperoleh dalam satu kali masa panen kurang lebih 16 karung beras Jika dinominalkan kurang lebih Rp. 7.200.000.





























BAB II
ANALISIS MASALAH PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang sudah terjadi tentang suatu perihal, atau kesenjangan antara kenyataan yeng terjadi dengan yang seharusnya terjadi serta harapan dan kenyataannya (Notoadmojo, 2010).
Masalah sederhana memiliki ciri berskala kecil, masalah sederhana tidak memiliki sangkut paut dengan masalah lain, tidak memiliki konsekuensi yang besar, pemecahan masalah tidak memerlukan pemikiran yang luas dan mendalam dan bisa diselesaikan secara individu. Teknik pemecahan masalah ini bisa dilakukan dari pengalaman, intuisi dan kebiasaan pada diri seseorang.Masalah rumit atau masalah kompleks memiliki skala besar, yaitu memiliki kaitan erat dengan masalah lainnya, memikili konsekuensi yang besar, dan pemecahan masal ini memerlukan pemikiran keras atau analisis yang tajam. Masalah rumit terbagi menjadi dua jenis yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Masalah terstruktur adalah masalah yang jelas penyebabnya, rutin dan sering terjadi sehingga pemecahannya sudah dapat diprediksi. Masalah tidak terstruktur adalah masalah yang tidak jelas penyebab dan konsekuensinya, serta bukan masalah yang sering berulang.
Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, menguraikan, dan menganalisis permasalahan yang ditemukan pada agrosistem, kemudian dibuat suatu rancangan pemecahan masalah yang dihadapi tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah adalah untuk memudahkan seorang petani untuk mengidentifikasi masalah-masalah persoalan yang dihadapi oleh suatu usaha serta mengantisipasi persoalan dengan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut (iskandarisasi: Nur Izmi Takdir dkk, 2011).

2.1 Identifikasi masalah
Identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.
Menurut Poerwadarminto (1976: 369) “identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda”. Menurut ahli psikoanalisis identifikasi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang, secara tidak sadar,seluruhnya atau sebagian, atas dasar ikatan emosional dengan tokoh tertentu,sehingga ia berperilaku atau membayangkan dirinya seakan-akan ia adalah tokoh tersebut.
Tabel 2. Matrix Kesenjangan Pengembangan Agrosistem Pada Usaha Tani Padi Sawah Pak Albair.
No
Fakta
Masalah
Harapan
1
Pengolahan lahan (pengtraktoran lahan) menggunakan waktu selama 1 minggu.
Irigasi air yang tidak baik.
Pengtraktoran lahan selama 4 hari
2
Tenaga kerja penanaman sebanyak 3 orang
Kurangya tenaga kerja
Tenaga kerja penanaman sebanyak 5 orang
3
Pemupukan 2 kali dalam 1 bulan
Pemupukan yang tidak teratur
Pemupukan secara teratur
4
Produksi 48 karung gabah 1 kali panen
Produksi rendah
80 karung gabah
5
Panen menggunakan alat tradisioanal
Alat panen tradisional
Menggunakan alat modern
6
Tidak adanya pemasaran yang dilakukan secara umum maupun promosi
Permintaan rendah
Permintaan yang banyak
Dari hasil wawancara dan survey dilapangan maka analisis masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1.      Irigasi air yang tidak baik
2.      Kurangya tenaga kerja
3.      Pemupukan yang tidak teratur
4.      Produksi rendah
5.      Alat panen tradisional
6.      Permintaan rendah
2.2 Masalah Utama
Masalah utama merupakan inti dari penentuan-penentuan tindakan yang akan dilaksanakan. Apabila sebuah agrositem dapat menemukan jalan penyelesaian sebuah masalah utama yang dihadapinya, maka secara tidak langsung agrosistem tersebut bisa menyelesaikan masalah-masalah lainya (Rus Ramdani, 2011).
Masalah utama yang ditemukan pada agrosistem usahatani Pak Albair adalah Efektifitas kerja lama dan efisiensi modal yang banyak serta produksi rendah. Masalah utama ini adalah masalah yang paling berpengaruh terhadap agrosistem kasus yang dianalisis dimana masalah ini mempengaruhi berbagai aspek dalam agrosistem kasus yaitu, Aspek sumber daya manusia dan aspek pengadaan alat.
2.3 Struktur Pohon Masalah
Pohon masalah adalah satu teknik untuk mengidentifikasi semua masalah dalam suatu situsi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil analisis, situasi diunit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah denga rumusan peryataan masalah yang dihadapi unit kerja, diskusikan dan tuliskan sebagai alternativ penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam sebuah bagan pohon (Trimiaty, 2004).
            Sebagai lanjutan dari langkah analisis maka berangkat dari hasilidentifikasi masalah dan penentuan masalah utama, hasil akhir dari analisis masalah ditampilkan dalam sebuah diagram/struktur pohon masalah. Struktur pohon ini menggambarkan hubungan kausalitas (sebab Akibat) antara masalah dengan fokus pada masalah utama yang telah ditantukan (Muhammmad Rukka, 2009).
Adapun struktur pohon masalah pada agrosistem usaha tani padi sawah Pak Albair disajikan pada gambar berikut :













STRUKTUR  POHON MASALAH
AKIBAT
SEBAB
Irigasi air tidak baik
Penggunaan benih yang tidak bermutu
Proses Tanam Manual
Penggunaan pupuk sembarang
Proses Panen manual
Permintaan kurang
Waktu kerja lama dan modal yang banyak
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman kurang baik

Produksi rendah
Omzet rendah
 



















Gambar 2. Struktur Pohon Masalah Agrosistem Usaha Tani Pak Albair.
Berdasarkan gambar diatas, menunjukan struktur masalah pada agrosistem padi sawah pak Albair dalam bentuk struktur pohon masalah. Masalah utama agrosistem ini adalah Efektifitas waktu kerja yang lama, Efisiensi modal yang banyak dan produksi rendah. Masalah utama ini disebabkan  karena irigasi saluran kurang baik, pertumbuhan bibit kurang maksimal, proses penanaman yang lambat, penggunaan pupuk sembarangan, proses pemanenen yang lambat dan promosi yang kurang.
            Berkaitan dengan irigasi saluran kurang baik di karenakan pengairan yang ada pada lokasi persawahan ini menggunakan pasang surut air sungai konawe, serta irigasi yang ada masih sederhana dan kurang terawat dan menyebabkan proses pengolahan lahan/pengtraktoran manjadi terhambat karena air yang kurang. Serta pertumbuhan bibit kurang baik disebabkan, varietas yang digunakan hanya menggunakan hasil panen yang ada. Hal ini menyebabkan benih yang digunakan hanyalah benih lokal sehingga pertumbuhan padi kurang baik.
            Proses penanaman yang lambat yang menyebabkan memakan waktu selama 4-5 hari untuk menyelesaikan penanaman seluas 30 are, hal ini disebabkan karena penanaman dilakukan secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Penggunaan pupuk sembarangan, hal nini disebabkan karena tidak adanya tanggal dan waktu yang ditetapkan untuk jadwal pemupukan dan kurangnya pengetahuan sasaran mengenai pemupukan sehingga pertumbuhan dan perkembangan padi tidak merata.
            Masalah proses pemanenan lambat, hal ini disebabkan karena pemanenan dilakukan secara manual dengan menggunakan alat sederhana yaitu ARIT. Peroses yang manual ini menyebabkan waktu pemanenan yang lama dan sering juga sasaran menyewa tenaga kerja untuk membantu dalam pemanenan agar panen bisa dilakukan secara bersamaan. Promosi kurang, hal ini disebabkan karena kurangya media yang digunakan sasaran untuk melakukan promosi, selama ini promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut sehingga permintaan sangat kurang. Masalah utama dari agrosestem ini yaitu, waktu kerja yang lama dan modal modal yang banyak akan menimbulkan masalah baru sebagai masalah akibat yaitu  pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi tidak maksimal yang mengakibatkan produksi rendah, dan permintaan berkurang yang mengakibatkan omzet berkurang.




BAB III
ANALISIS SASARAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Sasaran yang dipilih dari pohon alternatif masih merupakan sasaran umum, belum merupakan sasaran yang segera akan dilaksanakan. Sebuah sasaran yang baik untuk dipilih adalah sasaran yang memberi manfaat dan paling menguntungkan dari suatu organisasi, jelas dan realistis, dapat diukur dan diamati dari segi kualitas, biaya dan waktu ditetapkan bersama bawahan dan atasan, bersama-sama dengan unit lain yang setingkat mendukung sasarannya dari unit yang setingkst lebih tinggi dan dinyatakan dalam bentuk selesai (Nasution: Nur Izmi dkk, 2011).
Analisis sasaran merupakan suatu usaha untuk mencapai jawaban terhadap masalah yang telah diidentifikasi pada tahap analisis masalah. Analisis sasaran ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dengan hasil yang akan diperoleh dari tindakan tersebut. Analisis sasaran ini akan diperoleh suatu informasi mengenai rangkaian hubungan tindakan hasil yang ditunjukkan dalam bentuk diagram pohon.
3.1    Penetapan Sasaran
            Dalam menetapkan sasaran-sasaran capaian agrosistem kearah yang relatif lebih tinggi dari apa yang dicapai sekarang, perlu adanya sikap realistis. Artinya sasaran-sasaran yang ditetapkan tidak terlalu tinggi sehingga sulit untuk dijangkau. Penentuan sasaran-sasaran tersebut perlu memperhatikan kondisi internal agrosistem menyangkut kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya dan kondisi eksternal menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi di luar agrosistem (pasar penyedia bahan baku, kebijakan pemerintah, alam dan sebagainya). Dalam menetapkan sasaran dimulai dengan menetapkan sasaran realistis pada sasaran utama yang ingin dicapai sebagai titik masuk dalam menentukan sasaran-sasaran lain. (Muhammad Rukka, Rusli, 2009).


3.2    Sasaran Utama
            Tahapan sasaran diawali dengan mengidentifikasi sasaran-sasaran yang diperoleh dari suatu proses transformasi positif dari masalah yang ditentukan pada tahap diagnosa masalah. Kemudian sasaran-sasaran tersebut dibuat dalam struktur sasaran untuk menentukan sasaran utama yang paling sesuai untuk dilakukan penanganan, karena antara sasaran yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam satu sistem yang mengapit, sehingga penyelesaian sasaran utama akan memudahkan sasaran-sasaran lainnya (Nasution: Nur Izmi dkk, 2011).
            Sasaran utama yang akan dilakukan penanganan pada perusahaan kasus, setelah melakukan pengkajian maka sasaran utama adalah efektifitas waktu, efisiensi modal dan produksi meningkat. demikian sasaran-sasaran antara satu dengan yang lainnya dapat ditangani dengan baik.
3.3. Struktur Pohon Sasaran
            Strukturisasi sasaran merupakan bentuk positif dari diagram masalah pengembangan agrosistem. Tujuannya tidak lain dari untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai bila persoalan-persoalan yang menjadi penyebab masalah telah dapat dipecahkan. Struktur pohon sasaran pada agrosistem usaha tani padi sawah Pak Albair disajikan pada gambar berikut :







STRUKTUR  POHON MASALAH
SASARAN
SASARAN
Pengairan lancar
Menggunakan benih bermutu
Menggunakan mesin tanam

Menggunakan pupuk yang sesuai
Menggunakan alat mesin panen
Bertambahnya permintaan
Waktu kerja cepat dan modal yang sedikit
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi yang maksimal

Produksi meningkat
Omzet meningkat

 

















Gambar 3 Pohon Sasaran pada Agrosistem Usaha Tani Pak Albair
Berdasarkan gambar diatas, menunjukan struktur pohon sasaran pada agrosistem padi sawah pak Albair. Sasaran utama dari agrosistem ini yaitu : efektifitas waktu kerja, efisiensi modal dan produksi meningkat. Adapun struktur pohon sasaran yang ingin dicapai dimulai  pada bagian akar masalah yaitu : Pengairan persawahan lancar, penggunaan benih yang bermutu, penggunaan mesin tanam, penggunaan pupuk yang sesuai pada tanaman padi, penggunaan alat mesin pemanenan dan bertambahnya permintaan.

BAB IV
ANALISIS ALTERNATIF TINDAKAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. Analisis alternatif digunakan untuk menilai masing-masing alternatif untuk mengembangkan suatu proyek. Analisis alternatif ini pada akhirnya akan mengarah pada salah satu rangkaian tujuan (Amran: Nur Ismi dkk, 2011:73).
4.1    Alternatif Tindakan
Analisis tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap alternatif yang tidak  dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan segera gugur dari analisa alternatif. Analisis alternatif berguna untuk melihat beberapa kemungkinan pilihan alternatif hubungan tindakan (rangkaian sasaran) dianalisis sasaran  yang mengarah pada suatu keadaan tertentu. Etelah melalui evaluasi, maka diperlukan suatu alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai kedua sasaran antara agar sampai pada sasaran utama (Amran: Nur Ismi dkk, 2011 :73).
Alternatif tindakan dilakukan agar sasaran utama yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai yang diinginkan. Agar sasaran utama dapat tercapai, maka terlebih dahulu ditetapkan alternatif tindakan pada sasaran antara. Alterntif tindakan yang dapat dilakukan untuk memenuhi sasaran antara agar sasaran utama dapat tercapai adalah sebagai berikut :




4.1.1 Sasaran Utama dan Alternatif Tindakan ( Sasaran Antara)
1.        Untuk sasaran “Pengairan Sawah Lancar” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menggunakan alkom air, membuat penampungan air dan memasang pipa dari sumber mata air.
2.        Untuk sasaran “menggunakan bibit bermutu” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menggunakan varietas empari, menggunakan varietas ciliwung dan menggunakan varietas mekongga.
3.        Untuk sasaran “menggunakan mesin tanam” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menambah tenaga kerja, menggunakan mesin penanaman dan menggunakan tabela.
4.        Untuk sasaran “menggunakan pupuk yang sesuai”, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu : menggunakan pupuk bantuan desa, membuat pupuk organic sendiri dan membeli pupuk.
5.        Untuk sasaran “menggunakan alat mesin panen”, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu : menyewa tenaga kerja, menggunakan mesin combin harvester dan mesin panen binder.
6.        Untuk sasaran “bertambahnya permintaan”, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu : promosi melalui sosial media, promosi menggunakan brousur dan membuat dsain karung yang menarrik.
Beberapa alternatif tidakan tersebut diharapkan akan sampai pada sasaran utama yaitu :








STRUKTUR  POHON MASALAH
HASIL
TINDAKAN
Pengairan saluran lancar
Pertumbuhan bibit maksimal
Prosess penanaman cepat
Penggunaan pupuk tepat guna
Proses panen  cepat
Permintaan tinggi

Waktu kerja cepat dan modal yang sedikit

Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi yang maksimal

Produksi meningkat

Omzet meningkat

 
















Gambar 4. Pohon Tindakan Pada Agrosistem Usaha Tani Pak Albair.











Beberapa sasaran utama di atas diharapkan dapat tercapai dengan sasaran antara, yaitu :
1. Pengolahan Lahan
Pengairan sawah lancar
 

                                                                                        Sasaran uatama


Memasang pipa dari
Sumber mata air
Membuat penampungan air
Menggunakan alkom air
                   Sasaran antara

Gambar 5. Sasaran Antara Pengolahan Lahan
2. Pembibitan
Pertumbuhan bibit maksimal
Menggunakan varietas mekongga
Menggunakan varietas impari


                                                                                         Sasaran Utama


      Sasaran antara
Menggunakan varietas ciliwung
 


Gambar 6. Sasaran Antara Pembibitan
3. Penanaman
Proses penanaman cepat
                                                                                          Sasaran utama


Menggunakan tabela
Menambah tenaga kerja
Menyewa alat/ mesin penanam
               Sasaran antara

Gambar 7. Sasaran Antara Penanaman
4. Pemupukan
Pennggunaan pupuk yang baik
 

                                                                                            Sasaran utama


Membeli pupuk
Membuat pupuk organik
Memakai pupuk bantuan dari desa
        Sasaran antara


Gambar 8. Sasaran Antara Pemupukan
Proses panen cepat
5. Panen

                                                                                                    Sasaran Utama
Menyewa tenaga kerja
Menggunakan mesin binder
Menggunakan mesin combbin harvester
            Sasaran Antara


Gambar  9. Sasaran Antara Pemanenan
6. Pemasaran
Permintaan tinggi
                                                                                         Sasaran Utama


Membuat dsaain karung yang menarik
Promosi menggunakan browsur
Promosi menggunakan sosial media
       Sasaran Antara


Gambar 10. Sasaran Antara Pemasaran
4.2     Analisis Keputusan
Analisis keputusan adalah pola berpikir sistematis dalam pengambilan keputusan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, pengembangan kriteria khusus untuk mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif tindakan yang tersedia yang berhubungan dengan kriteria dan mengidentifikasi kemungkinan resiko yang melekat pada suatu keputusan tersebut (Arman: Nur Ismi dkk, 2011 : 77).
Untuk mencapai beberapa sasaran antara seperti yang telah diuraikan sebelumnya diperlukan adanya suatu keputusan tindakan yang akan dilakukan dari beberapa alternatif. Untuk itu, dilakukan penetapan keputusan.
Berdasarkan alternatif tindakan yang telah diuraikan, maka alternatif tindakan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah keputusan untuk memperoleh alternatif keputusan yang terbaik. Adapun penetapan keputusan untuk alternatif-alternatif tindakan tersebut sebagai berikut:
Analisis keputusan I :
1. Pengairan lancar (Pengolaan lahan)
·         Pernyataan keputusan “menentukan alternatif agar pengairan lancar”
·         Kriteria keputusan
K1 : Biaya murah                                                        bobot : 0,3
K2 : Sesuai kondisi lapangan                                      bobot : 0,5
K3 : Mudah dalam penggunaan                                  bobot : 0,2
·      Alternatif keputusan
A1 : Menggunakan alkom air                                     
A2 : Membuat penampungan air                                            
Tabel 3. Evaluasi alternatif keputusan tindakan (Pengairan Lancar).
Alternatif
Kriteria keputusan
Total
Priorotas
K1 (0,3)
K2 (0,5)
K3 (0,2)
A1
(0,21)
0,7
(0,40)
0,8
(0,12)
0,6
0,73
1
A2
(0,09)
0,3
(0,1)
0,2
(0,08)
0,4
0,27
2
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,73, A2 dengan total 0,27 yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena, A1 lebih tinggi dari A2  sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu menggunakan Alkom air dengan kelebihan sesuai dengan kondisi lapangan dan murah serta mudah digunakan sehingga dapat memperlancar dalam pengolahan lahan.
2. Menggunakan benih bermutu (pembibitan)
·      Pernyataan keputusan “menentukan jenis benih dengan varietas yang unggul”.
·      Kriteria keputusan
K1 : Biaya murah                                              bobot : 0,6
K2 : Terjangkau                                                 bobot : 0,4
·      Alternatif keputusan
A1 : Varietas Empari
A2 : Varietas mekongga
Tabel 4. Evaluasi alternatif keputusan tindakan (Menggunakan benih bermutu).
Alternatif
Kreteria keputusan
Total
Prioritas
K1 (0,6)
K2 (0,4)
A1
(0,36)
0,6
(0,28)
0,7
0,64
1
A2
(0,24)
0,4
(0,12)
0,3
0,36
2
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,64, A2 dengan total 0,36. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu menggunakan varietas Empari dengan kelebihan biaya murah dan terjangkau karena varietas ini sudah ada yang gunakan pada daerah ini. Agar benih yang digunakan dapat membuat bibit menjadi bermutu dan baik.
3. menggunakan alat tanam (penanaman)
·      Pernyataan keputusan “menentukan jenis alat untuk melakukan penanaman”.
·      Kriteria keputusan
K1 : Biaya murah                                                          bobot : 0,5
K2. : Terjangkau                                                            bobot : 0,3
K3 : Mudah dalam penggunaan                                                bobot : 0,2
·      Alternatif keputusan
A1 : Menyewa tenaga kerja
A2 : Menyewa alat mesin penanam
Tabel 5. Evaluasi Alternatif keputusan tindakan (menggunakan alat tanam)
Alternatif
Kriteria keputusan
Total
Priorotas
K1 (0,5)
K2 (0,3)
K3 (0,2)
A1
(0,35)
0,7
(0,24)
0,8
(0,1)
5
0,69
1
A2
(0,15)
0,3
(0,06)
0,2
(0,1)
5
0,31
2
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,69, A2 dengan total 0,31. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu menggunakan/menyewa tenaga kerja dengan kelebihan  terjangkau . Agar penanaman bisa cepat dan pertumbuhan serentak.
4. Menggunakan pupuk yang sesuai ( Pemupukan)
·      Pernyataan keputusan “menentukan jenis pupuk yang digunakan dan cara memperolehnya”
·      Kriteria keputusan
K1 : Biaya Murah                                                          bobot  : 0,4
K2 : Terjangkau                                                             bobot : 0,6
·      Alternatif keputusan
A1 : Membuat pupuk organik
A2 : Membeli pupuk pertanian
Tabel 6. Evaluasi alternatif keputusan tindakan ( Menentukan jenis pupuk untuk digunakan)
Alternatif
Kreteria keputusan
Total
Prioritas
K1 (0,4)
K2 (0,6)
A1
(0,32)
0,8
(0,42)
0,7
0,74
1
A2
(0,08)
0,2
(0,18)
0,3
0,26
2
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,74, A2 dengan total 0,26. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu membuat pupuk organik dengan kelebihan biaya terjangkau agar mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga padi menjadi lebih sehat dari segi mutu.
5. Menggunakan alat mesin panen (panen).
·      Pernyataan keputusan “menentukan jenis alat panen yang akan digunakan untuk melakukan pemanenan”
·      Kriteria keputusan
K1 : Biaya Murah                                                          bobot  : 0,3
K2 : Terjangkau                                                             bobot  : 0,4
K3 : Mudah dalam penggunaan                                                bobot : 0,3
·      Alternatif keputusan
A1 : Menyewa tenaga kerja
A2 : Menggunakan mesin combin harvester
Tabel 7. Evaluasi alternatif keputusan tindakan ( Menentukan jenis alat panen yang akan digunakan)
Alternatif
Kreteria keputusan
Total
Prioritas
K1 (0,3)
K2 (0,4)
K3 (0,3)
A1
(0,24)
0,8
(0,28)
0,7
(0,24)
0,8
0,76
1
A2
(0,06)
0,2
(0,12)
0,3
(0,06)
0,2
0,24
2
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,76, A2 dengan total 0,24. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu menggunakan menyewa tenaga kerja dalam pemanenan dengan kelebihan biaya murah dan terjangkau karena mesin combin harvester tidak terjangkau agar mempercepat proses pemanenan.
6. Bertambahnya permintaan (Pemasaran)
·      Pernyataan keputusan “menentukan jenis promosi yang digunakan untuk menambah jumlah permintaan”
·      Kriteria keputusan
K1 : Biaya Murah                                                          bobot  : 0,7
K2 : Mudah dalam penggunaan                                                bobot : 0,3
·      Alternatif keputusan
A1 : Promosi menggunakan sosial media
A2 : Promosi menggunakan browsur
Tabel 8. Evaluasi alternatif keputusan tindakan ( Menentukan jenis promosi yang akan digunakan)
Alternatif
Kreteria keputusan
Total
Prioritas
K1 (0,7)
K2 (0,3)
A1
(0,56)
0,8
(0,21)
0,7
0,77
1
A2
(0,14)
0,2
(0,09)
0,3
0,23
2
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap criteria diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif A1 dengan total 0,77, A2 dengan total 0,23. Yang menjadi prioritas 1 adalah alternatif A1 karena A1 lebih tinggi dari A2 sehingga menjadi alternatif terpilih yaitu promosi menggunakan soaial media dengan kelebihan biaya murah dan mudah dalam penggunaan.. Agar memperluas iklan dan pemberitahuan.
4.3  Tindakan Terpilih
Seringkali jika suatu situasi menuntut kita untuk mengambil tindakan keputusan, kita harus memutuskan untuk memilih satu dari dua atau lebih alternatif tindakan yang diambil. Pilihan akan sederhana jika setiap pilihan hanya memiliki konsekuensi paling sesuai dengan keinginan kita. Dengan kata lain pengambilan keputusan cenderung pada kemungkinan-kemungkinan yang memiliki konsekuensi akann terjadi (Djoko, 2008).
Hasil keputusan dari beberapa alternatif tindakan, telah terpilih satu keputusan tindakan yang terbaik yaitu dengan nilai yang tertinggi dibandingkan dengan alternatif lainnya pada masing-masing  persoalan agrosistem. Keputusan tindakan terpilih ini diharapkan dapat membantu agrosistem kasus yang dikaji. Alternatif tindakan yang terpilih yaitu :
1.    Menggunakan alkom air sebagai alternatif irigasi air agar pengairan lancar.
2.    Menggunakan varietas empari .
3.    Menyewa tenaga kerja agar penanaman bisa serentak selesai dengan cepat.
4.    Menggunakan pupuk organic agar mengurangi zat kimia pada tanaman padi.
5.    Menggunakan alat dengan menyewa tenaga kerja.
6.    Promosi menggunakan sosial media


















STRUKTUR  POHON MASALAH

HASIL
TINDAKAN
Produksi meningkat

Omzet meningkat

 




                        
Menggunakan alkom air agar Pengairan lancar karena sesuai dengan kondisi lapangan
Menyewa tenaga kerja agar penanaman serentak dilakukan. karena terjangkau di lapangan.
Menyewa tenaga kerja agar pemanenan bisa selesai secara bersamaan karena terjangkau.
Waktu kerja cepat dan modal yang sedikit

Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi yang maksimal

Melakukan promosi dengan menggunakan sosial media karena biaya murah

Menggunakan pupuk organic, agar murah karena terjangkau di lapangan.
Menggunakan varietas empari untuk benih yang digunakan. karena biaya yang relative murah
 











Gambar 11 Pohon Tindakan Terpilih pada Agrosistem Usaha Tani Pak Albair.





BAB V
RENCANA KERJA TINDAKAN
            Rencana kerja tindakan merupakan kumpulan skema perincian lebih lanjut dari informasi yang didapatkan dalam  sasan utama pohon masalah untuk mencapai tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari sasaran utama yang dirumuskan mengenai setiap subsitem  yang memuat tindakan apa yang dilakukan , sasaran apa yang ingin dicapai dan hasil kegiatan yang ingin dicapai serta kapan mulai dan berakhirnya kegiatan yang dilaksanakan.
Rencana kerja tindakan yang akan dilakukan dalam pengembangan agrosistem padi sawah Pak Albair, bertujuan untuk mengatur kegiatan yang akan dilakukan sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat terlaksana sesuai apa yang di harapkan. Sebagai langkah awal agrosistem dilakukan penjadwalan rencana kerja yang dapat dilihat pada tabel berikut :















Tabel 9. Rencana Kerja Tindakan Pengembangan Agrosistem Padi Sawah Pak Albair, Desa Lamendora Kecamatan Kapoiala  Kabupaten  Konawe Sulawesi Tenggara.
Sub sistem
Tindakan
Hasil kegiatan
BULAN (16 minggu)
September
Oktober
November
Desember
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Pengolahan lahan
Membeli alkom air
Pengairan saluran lancar
















Pembibitan
Menggunakan   varietas impari untuk benih yang digunakan
Pertumbuhan bibit maksimal.
















Penanaman
Menyewa tenaga kerja agar penanaman serentak dilakukan
Proses penanaman cepat.
















Pemupukan
Menggunakan pupuk organic yang  murah

Penggunaan pupuk tepat guna
















Panen
Menyewa tenaga kerja pada saat pemanenan
Proses panen cepat
















Pemasaran
Melakukan promosi dengan menggunakan sosial media
Permintaan bertambah
















               













                Berdasarkan tabel diatas secara keseluruhan rencana kerja dijadwalkan selama 3 bulan ( 16 minggu). Yang kegiatan ini diharapkan dapat memberikan suatu kemajuan untuk perkembangan usaha agrosistem usaha tani padi sawah dan di jelaskan dalam uraian berikut :
1. Pengolahan lahan
            Tindakan yang dilakukan ialah membeli alkom air yang sesuai dengan kondisi lapangan dan biaya murah yang digunakan pada minggu ke 2, 4, 6, 8 dan 10.  Hasil yang diharapkan pengairan sawah lancar. Kegiatan pada minggu ke 2 alkom digunakan untuk membantu pengairan pada saat pentraktoran lahan serta minggu ke 4 sampai 10 digunakan untuk memperlancar pengairan tanaman padi. Alkom air dibeli dari salah satu toko yang ada di mandonga yaitu toko Budi Sakti.
2. Pembibitan
            Tindakan yang digunakan ialah menggunakan varietas impari untuk benih yang digunakan, hasil yang diharapkan adalah pertumbuhan bibit maksimal. Kegiatan  Pada minggu 1 benih di tabur, setelah penaburan maka minggu ke 2 dilakukan perawatan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitaran bibit dan pertumbuhan bibit sampai minggu ke 3 pada umur 21 hari  bibit siap tanam. Benih varietas empari diperoleh dengan cara membeli pada tetangga yang menanam varietas tersebut dengan harga 15 ribu perkilo.
3. Penanaman
            Untuk tindakan menyewa tenaga kerja, berlangsung pada minggu ke 4 dan hasil yang di harapkan adalah proses penanaman cepat. Pada kegiatan bulan ke 4 ini dilakukan penyewaan tenaga kerja sebanyak 4 orang untuk mempercepat penanaman  agar pertumbuhan serentak. Penanam yang ada sebelumnya hanya berjumlah 2 orang yaitu pemilik sawah dan anaknya, tetapi luas lahan yang ditanami tidak sesuai dengan tenaga yang ada maka sasaran menyewa tenaga kerja untuk membantu dalam penanaman dan tenaga kerja di peroleh dari daerah dimana lokasi persawahan berada yaitu desa lamendora.
4. Pemupukan
            Untuk tindakan menggunakan pupuk  yang murah dilaksanakan pada minggu ke 7 samapai dengan 12, hasil yang diharapkan adalah penggunaan pupuk tepat guna. Kegiatan  minngu ke 7 dilakukan pemupukan menggunakan pupuk cair Matahari, Spontan dan pupuk serangga dan dilakukan setiap sekali dalam seminggu sampai minggu ke 12. Pupuk cair ini diperoleh dari toko tani dengan cara membeli.
5. Panen
            Untuk tindakan menyewa tenaga kerja pada saat pemanenan dilaksanakan pada minggu ke  13 dan 14. Hasil yang diharapkan adalah proses panen yang cepat selesai. Kegiatan Penyewaan tenaga kerja ini dilakukan dengan sistem bagi hasil ada pula yang menerima bayaran serta kegiatan ini dilakukan secara partisipasi. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang ada hanya 2 orang sehingga pemilik menyewa tenaga kerja untuk membantu dalam pemanenan dan tenaga kerja di peroleh dari desa lamendora.
6. Pemasaran
            Untuk tindakan melakukan promosi dengan mengghunakan sosial media dilaksanakan pada minggu ke 15 dan 16. Hasil yang di harapkan adalah permintaan bertambah. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan Hp android milik sasaran, sehingga tidak memerlukan biaya yang banyak.




BAB VI
ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL
6.1 Analisis Persoalan Potensial
            Analisis persoalan potensial adalah suatu upaya untuk melihat ke masa depan dengan berdasarkan pada apa yang ada pada saat ini untuk kemudian mencoba menentukan atau merumuskan tindakan-tindakan yang perlu diambil dan memikirkan suatu tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap setiap persoalan-persoalan yang mungkin timbul dari setiap tindakan yang akan diambil.
            Charles H.Kepner dan Benyamin B Tregoe (1992) mengemukakan bahwa analisis persoalan potensial adalah merupakan suatu prosedur kerja yang memungkinkan kita memasuki masa depan dengan melihat apa yang akan terkandung didalamnya untuk kemudian kembali kemasa kini dan mengambil tindakan selagi masih memungkinkan.
            Dalam analisis ini, ada beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu merumuskan perencanaan rencana kerja kegiatan, menyusun skenaryo pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi tahap-tahap rawan  dari setiap kegiatan, mengidentifikasi persoalan potensial khusus dan menentapkan tindakan-tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan.
Pernyataan rencana kegiatan diperlukan untuk memberikan arah dan tujuan dari alternatif terpilih sebagai jawaban terhadap persoalan yang timbul. Scenario pelaksanaan kegiatan merupakan urutan atau tahapan kegiatan yang akan melaksanakan untuk mencapai sasaran dalam pernyataan kegiatan.
            Identifikasi tahap-tahap rawan adalah langhkah dari kegiatan yang mudah mengalami kegagalan. Kegagalan yang terjadi dapat menjadi hambatan bagi kelangsungan  scenario kegiatan yang dilakukan. Pada tahap ini scenario kagiatan yang dianggap memiliki tahap rawan dinyatakan dengan “Ya” untuk kemudian diteruskan ketahap berikutnya sampai pada tindakan pencegahan dan penanggulangan, sedangkan scenario kegiatan yang dianggab memiliki tahap rawan dinyatakan dengan “Tidak” dan tidak diteruskan ke tahap selanjutnya.
            Identifikasi persoalan potensial khusus adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan terhadap sebab yang mungkin timbul dari setiap persoalan potensial khusus. Tindakan ini dilakukan pada hal-hal yabg sekiranya tidak dapat lagi dicegah. Hal ini bersifat mempertahankan pelaksanaan scenario kegiatan yang telah direncanakan.
            Struktur tindakan sebagai upaya untuk menyusun kegiatan yang juga merupakan rangkuman dari skenario kegiatan, identifikasi tahap-tahap rawan, persoalan potensial khusus, sebab-sebab persoalan potensial khusus, tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan dapat dilihat pada uraian berikut :
A. Rencana Kegiatan 1 membeli alkom air
·      Skenario pelaksanaan kegiatan
1)   Menyiapkan uang
2)   Menentukan merek mesin
·      Identifikasi tahap rawan
1)   Ketersediaan uang
2)   Tidak tersedianya jenis atau merek mesin di toko
·      Persoalan potensial khusus
1)   Saat dibutuhkan uang tidak tersedia
2)   Kurangnya informasi tentang produsen mesin alkom air
·      Identifikasi sebab persoalan khusus
1)   Adanya kebutuhan-kebutuhan yang mendesak
2)   Kurangnya jaringan tetang informasi mesin alkom air
·      Tindakan pencegahan
1)   Membuat tabungan harian
2)   Mencari informasi tentang mesin alkom air
·      Tindakan penanggulangan
1)   Melakukan pinjaman
2)   Mendatangai beberapa toko produsen alkom air
B. Rencana kegiatan 2 menggunakan varietas impair untuk benih yang digunakan.
·      Skenario pelaksanaan kegiatan
1)   Mencari sumber benih
2)   Menyeleksi varietas
·      Identifikasi tahap rawan
1)   Ketersediaan benih
2)   Benih yang tidak bermutu
·      Persoalan potensial khusus
1)   Bersumber dari pihak yang kurang terpercaya
2)   Benih yang sudah lama
·      Identifikasi sebab persoalan khusus
1)   Membeli pada produsen luar daerah
2)   Tidak melakukan seleksi atau pengecekan benih terlebih dahulu
·      Tindakan pencegahan
1)   Mencari informasi tentang produsen varietas empari
2)   Melakukan seleksi benih terlebih dahulu sebelum membeli
·      Tindakan penanggulangan
1)   Menggunakan benih empari yang ditanam oleh tetangga
2)   Membeli benih yang masih baru atau hasisl panen periode ini untuk ditanam pada periode berikutnya.
C. Rencana kegiatan 3 menyewa tenaga kerja penanaman.
·      Skenario pelaksanaan kegiatan
1)      Membuat pemberitahuan
2)      Menentukan calon tenaga kerja
·      Identifikasi tahap rawan
1)      Informasi pemberitahuan
2)      Kriteria tenaga kerja
·      Persoalan potensial khusus
1)      Pemberitahuan tidak menyebar
2)      Calon tenaga kerja tidak memenuhi kriteria
·      Identifikasi sebab persoalan khusus
1)      Pemberitahuan yang kurang tepat
2)      Tenaga kerja tidak terampil dalam bidang penanaman padi
·      Tindakan pencegahan
1)      Menyebarluaskan pemberitahuan dengan media yang ada
2)      Memilih tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam penanaman padi
·      Tindakan penanggulangan
1)      Menerapkan sistem penerimaan secara terbuka
2)      Menggunakan  tenaga kerja yang sering sewakan oleh petani lainya.
D. Rencana kegiatan 4 menggunakan pupuk organic
·      Skenario pelaksanaan kegiatan
1)      Menyiapkan uang
2)      Menentukan jenis bahan pupuk
·      Identifikasi tahap rawan
1)      Ketersediaan uang
2)      Unsur hara pupuk
·      Persoalan potensial khusus
1)      Saat dibutuhkan uang tidak tersedia
2)      Bahan yang digunakan kurang baik
·      Identifikasi sebab persoalan khusus
1)      Adanya kebutuhan-kebutuhan yang mendesak
2)      Kurangnya pengetahuan tentang pupuk organik
·      Tindakan pencegahan
1)      Menyisihkan sebagian modal
2)      Memilih bahan dasar dedaunan kering dan kotoran hewan
·      Tindakan penanggulangan
1)      Melakukan pinjaman
2)      Menggunakan kotoran hewan sebagai pupuk organic alami
E. Rencana kegiatan 5 menyewa tenaga kerja penanaman
·      Skenario pelaksanaan kegiatan
1)      Membuat pemberitahuan
2)      Menentukan calon tenaga kerja
·      Identifikasi tahap rawan
1)      Informasi pemberitahuan
2)      Kriteria tenaga kerja
·      Persoalan potensial khusus
1)      Pemberitahuan tidak menyebar
2)      Calon tenaga kerja tidak memenuhi kriteria
·      Identifikasi sebab persoalan khusus
1)      Pemberitahuan yang kurang tepat
2)      Tenaga kerja tidak terampil dalam bidang pemanenanpadi
·      Tindakan pencegahan
1)      Menyebarluaskan pemberitahuan dengan media yang ada
2)      Memilih tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam pemanenan padi
·      Tindakan penanggulangan
1)      Menerapkan sistem penerimaan secara terbuka
2)      Menggunakan  tenaga kerja yang sering sewakan oleh petani lainya.
F. Rencana kegiatan 6 melakukan promosi
·      Skenario pelaksanaan kegiatan
1)      Menyiapkan media
2)      Menentukan jenis promosi
·      Identifikasi tahap rawan
1)      Media yang baik
2)      Sampainya promosi pada konsumen
·      Persoalan potensial khusus
1)      Media yang digunakan kurang tesedia
2)      Komsumen tidak menemukan informasi mengenai promosi
·      Identifikasi sebab persoalan khusus
1)      Menggunakan media yang  kurang tepat
2)      Promosi yang dilakukan kurang maksimal
·      Tindakan pencegahan
1)      Memilih media yang umum digunakan
2)      Memaksimalkan kegioatan promosi
·      Tindakan penanggulangan
1)      Menyewa media pada orang lain
2)      Melakukan promosi yang menarik



           








BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
            Dari hasil analisis di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa usaha tani pak Albair dapat berhasil  dengan tujuan utama Efektifitas waktudan Efisiensi biaya dan peningkatan hasil produksi. Maka dengan beberapa tindakan untuk mencapai tujuan utama dengan mengatasi masalah yang terjadi dilapangan, misanya dalam pengolahan lahan dibutuhkan air yang cukup maka harus menggunakan alkom air agar pengairan lancar, pada pembibitan harus menggunakan varietas benih yang bermutu seperti menggunakan benih inpari, pada bidang penanaman menyewa tenaga kerja agar penanaman bisa selesai secara serentak, pada bidang pemupukan harus menggunakan pupuk organic, pada saat pemanenan harus menyewa tenaga kerja agar panen bisa cepat selesai dan untuk pemasaran harus melakukan promosi disosial media.
7.2 Kesan dan Pesan
7.2.1 Kesan
47
Sejujurnya ini merupakan salah satu praktikum yang cukup sulit dan terbilang lama pelaksanaannya. Rumitnya, karena kami harus pandai menganalisis masalah yang terjadi dengan petani kami dan pemecahan masalahnya harus beruntun/teratur. Disinilah pikiran kami harus bekerja lebih agar bisa fokus dan tetap nyambung dengan permasalahan yang terjadi untuk menemukan solusi masalahnya, karena kalau tidak, laporan yang kami buat tidak akan dimengerti dan dipahami. Dari praktikum ini pula, kami belajar sekaligus bisa praktek lapang ketemu para petani dan mendampingi mereka walau hanya untuk beberapa bulan. Kami dapat belajar, bahwa nanti setelah wisuda, tidak menutup kemungkinan apa yang kami sedang praktekkan sekarang akan menjadi pekerjaan utama kami di masa mendatang. Praktikum Analisis Permasalahan Sosial Ekonomi Pertanian, sulit tetapi menyenangkan. Kami mendapat pegalaman baru. Selain itu, Asistennya pun ramah, mau mengajar dan membuat kami mengerti maksud dari laporan/tugas yang akan kami buat dengan cara yang sederhana, dan mau diajak bekerjasama dengan kami. Terima kasih kami ucapkan untuk Kakak Zul, selaku asisten mata kuliah ini, kami sangat berterima kasih kepada kaka katas bantuannya selama kami mengerjakan laporan ini, terima kasih sudah membuat kami mengerti maksud dan tujuan dari laporn ini dengan cara yang sederhana.
7.2.2 Pesan
Pesan kami agar kedepannya, untuk proses belajar mengajar mata kuliah ini agar suasana ruangannya dibuat lebih menyenangkan, tidak tegang, dan menggunakan kalimat yang sederhana. Serta praktikum sebaiknya dilakukan lebih awal,  serta asisten yang banyak agar mahasiswa dengan mudah melakukan konsultasi tentang laporan.










48
 

DAFTAR PUSTAKA
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta
Sunyoto, Suyanto. 2011. Analisis Regresi Untuk Uji Hipotesis. Yogyakarta : Caps.
Algazali, M., Mirnawati, Asriana, A., Ferawati, Miftahulmawaddah. 2017. Strategi Peningkatan Permintaan Usaha Keripik Singkong Super Renyah. Makassar. Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.












49
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar