Senin, 16 September 2019

PENGEMBANGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HASIL PERTANIAN MELALUI “LEMBAGA-LEMBAGA DI DESA”


PENGEMBANGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HASIL PERTANIAN MELALUI “LEMBAGA-LEMBAGA DI DESA”
A.    Latar Belakang
Pembangunan nasional pada saat ini di prioritaskan pada bidang pertanian sehingga selalu beruaha untuk menerapkan kebijaksanaan dalam peningkatan hasil produksi pertanian. Apalagi negara kita terkenal dengan negara agraris yang mempunyai areal pertanian yang cukup luas, dengan sumber daya alam yang masih perlu digali dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kabutuhan manusia.
Sasaran utama pembangnan pertanian saat ini adalah peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena ini kegiatan disektor pertanian  diusahakan agar dapat berjalan dengan lancar dengan peningkatan  produk pangan baik melalui intensifikasi, akstensifikasi, divirefikasi pertanian yang diharapkan dalam memperbaiki taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan bagi golongan masyarakat yang masih tergantung pada sektor pertanian.
Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, lebih dari 75% pendapatan masyarakat dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pakaian dan perumahan. Sektor pertanian merupakan sumber  penghidupan berjuta-juta rakyat Indonesia sebagai mata pencaharian pokok atau sumber pendapatan, penyedia bahan makanan dan penyedia bahan baku industri. Salah satu sub-sektor di sektor pertanian adalah sub-sektor perkebunan. Sub-sektor ini memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian nasional dan menjadi makin penting, mengingat makin terbatasnya peranan minyak bumi yang selama ini merupakan sumber utama bagi indonesia.
Kenyataan menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bermukim dipedesaan dengan sumber mata pencaharian  utama adalah sektor pertnian. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh banyak pihak menunjukan bahwa masyarakat tani didaerah pedesaan  itu pada umumnya masih hidup dalam keadaan miskin, dengan demikian sangan dibutuhkan terobosan-terobosan dalam sektor pertanian untuk dapat meningkatkan taraf hidup petani.
Salah satu potensi pertanian di desa saya Desa Tumbu-Tumbu Jaya Kecamatan Kolono Timur adalah tanaman Cabe Rawit. Tanaman cabe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia, cabe di ekspor dalam bentuk cabe segar, cabe kering, cabe segar olahan dll. Dengan demikian berkembangnya perusahaan indofud dalam negeri bahkan  melakukan ekspor kemancanegara maka peluang pengembangan cabe rawit sebagai salah satu bahan baku menjadi sangat terbuka.
B.     Kerangka pikir
Usaha tani cabe merupakan salah satu sub sektor perkebunan yang diminati  oleh sebagian petani indonesia karena sub sektor ini mampu memberikan kontribusi dan pendapatan bagi petani, termaksud petani cabe di Desa Tumbu-Tumbu Jaya, Kecamatan Kolono Timur Kab. Konawe Selatan Sulawesi Tenggara.
Pengelolaan usaha tani merupakan suatu sistem yang terkait, dimana adanya input, proses, dan output. Faktor-faktor produksi yang terdiri dari lahan, modal untuk pembayaran sarana produksi serta tenaga kerja, yang selurunya ditinjukan pada proses produksi sehingga akan dihasilkan output.
Sarana produksi seperti pupuk, pestisida, serta upah tenaga kerja yang digunakan didalam usaha tani cabe akan memiliki pengaruh terhadap  produksi atau output yang dihasilkan. Penggunaan berbagai sarana produksi tersebut haruslah efektif dan efisien sehingga akan dapat mengurangi biaya produksi tetapi tetap meningkatkan hasil produksi/output.
C.      Upaya Pengembangan Masyarakat Dalam Meningkatkan Produktivitas Cabe
Dalam melakukan pengembangan produktivitas, masyarakat yang manjalankan usaha tani dituntut kecermatanya untuk mempelajari perkembangan harga dan kualitas cabe itu sendiri. Jika kualitas baik (tidak banyak yang busuk) maka akan berpengaruh terhadap pendapatan petani.
Pemberdayaan petani dapat dilakukan dengan 5 (lima) jurus yakni: (1) Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas); (2) Usaha agribisnis harus menguntungkan dan comparable dengan usaha lainnya; (3) Agribisnis merupakan kepercayaan jangka panjang; (4) Kemandirian dan daya saing usaha; (5) Komitmen terhadap kontrak usaha.

Pemberdayaan kelembagaan petani meliputi :
 (1) Petani sub sisten tradisional yang telah berubah menjadi petani moderen berwawasan agribisnis difasilitasi untuk membentuk kelembagaan petani melalui proses partisipatif dan “bottom-up”; (2) Untuk membentuk kelembagaan petani yang kokoh, perlu disusun suatu instrumen pemberdayaan kelompok tani. (3) Instrumen pemberdayaan kelompok tani yang perlu dipertimbangkan antara lain : (a) Adanya interest/kepentingan yang sama di antara petani dalam kelompok; (b) Adanya jiwa kepemimpinan dari salah satu petani di dalam kelompok; (c) Adanya kemampuan manajerial dari petani di dalam kelompok; (d) Adanya komitmen dari petani untuk membentuk kelembagaan petani; (e) Adanya saling kepercayaan di antara petani di dalam kelompok.
Pemberdayaan usahatani meliputi kegiatan: (1) Fasilitasi kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable melalui bantuan langsung masyarakat untuk mengembangkan usaha agribisnis; (2) Mendorong kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable menjadi usaha yang feasible tetapi belum bankable; (3) Fasilitasi kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable dengan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kredit Usaha Rakyat untuk mengembangkan usaha agribisnis; (4) Mendorong kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable menjadi usaha yang feasible dan bankable; (5) Untuk mendukung kelompok usaha tani yang feasible dan bankable, Pemerintah perlu menciptakan iklim usaha yang kondusif agar investasi domestik dan investasi asing masuk ke sektor agribisnis.
Konsep pemberdayaan masyarakat  secara mendasar  berarti menempatkan
masyarakat beserta institusi-institusinya  sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan
ekonomi, politik, sosial, dan budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar